Ia mengaku, harus memutar otak di tengah sepinya penumpang. Sejak, hadirnya kendaraan umum online dan angkutan massal murah lainnya, angkot perlahan ditinggalkan masyarakat.
"Sekarang ditambah lagi BBM bersubsidi ikut naik, apa nggak stress tuh kita para supir angkot," kata dia.
Saat ini tarif yang diterapkan khusus angkot yang ia bawa kerap kali mendapat komplain dari penumpang.
Kebijakan kenaikan BBM, kata Novriandi, menambah beban seluruh supir angkot untuk memutar otak, merumuskan kembali biaya tarif yang harus diterapkan.
BBM bersubsidi, lanjut Novriandi, merupakan salah satu pegangan bagi para supir angkot.
Hampir, rata-rata supir angkot menjadikan harga BBM bersubsidi sebagai patokan menetapkan tarif angkot.
“Ya beratnya karena harus mutar otak ditarif, karena kalau dinaikkan pelanggan pasti berkurang. Tapi kalau tetap kita yang susah,” kata Novriandi.
Keduanya berharap, agar pemerintah benar-benar mengkaji sebaik-baiknya sebelum kebijakan tersebut disahkan.
"Kita tahu BBM pertamax udah naik, jadi semoga ini jangan ikut naiklah. Mending dipikir lagi, kalaupun harus naik kasih juga solusinya,” ucap Novriandi.
Sementara itu, pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Setia Mulyawan menilai, pemerintah harus menemukan solusi guna mencegah dampak dari naiknya harga BBM bersubsidi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.