BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, ada empat daerah di Jawa Barat yang terus-menerus diguyur hujan sejak 2021 hingga saat ini.
Empat daerah yang tidak mengalami musim kemarau ini adalah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran.
Dijelaskan Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari, awal musim kemarau di Jawa Barat pada 2022 umumnya mundur. Sebagian besar wilayah Jawa Barat mengalami musim kemarau mulai Mei, Juni, dan Juli 2022, dan puncaknya terjadi di akhir Juli hingga awal Agustus 2022.
Namun, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran tidak pernah mengalami musim kemarau seperti daerah lain di Jabar, alias selalu hujan.
Baca juga: Masuki Musim Kemarau, 5 Kecamatan di Lumajang Terancam Krisis Air Bersih
"Sampai saat ini masih ada beberapa zona musim. Di Tasik, Garut, Ciamis, dan Pangandaran masih hujan dari 2021 sampai 2022 kemarin. Bisa dikatakan Jabar Tenggara ini tak mengalami musim kemarau," kata Indra saat konferensi pers secara online, Selasa (7/9/2022).
Indra menjelaskan, wilayah yang terus mengalami hujan sepanjang 2021-2022 tepatnya di Ciamis bagian Barat, Pangandaran Bagian Barat, Kota Tasikmalaya, sebagian besar Tasikmalaya, dan sebagian kecil Garut bagian Tenggara.
Sementara itu, untuk daerah Jabar lain yang mengalami musim kemarau, awal musim penghujan diprediksi bakal terjadi di bulan September, Oktober, dan November.
Dikatakan Indra, perbedaan awal musim hujan tersebut berdasarkan 41 zona musim (ZOM) di Jabar, yakni:
"Berdasar prakiraan, sebagian wilayah (di Jabar) memasuki musim hujan di bulan September 2022, mayoritas di bulan Oktober, dan lainnya November," ungkap Indra.
Karena Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis, dan Garut terus diguyur hujan ketika daerah lain mengalami musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus, keempat daerah itu mengalami bencana banjir.
Berikut data yang diperoleh Kompas.com dari situs Barata BPBD Jawa Barat atau barata.jabarprov.go.id:
Daerah Tasikmalaya sempat mengalami bencana banjir satu kali yang menyebabkan 2 fasilitas umum terendam. Tercatat ada 229 jiwa yang terdampak bencana banjir ini.
Selain itu, ada tiga kejadian angin puting beliung yang merusak tiga bangunan, salah satu bangunan mengalami rusak berat dan dua lainnya rusak ringan.
Di Kabupaten Pangandaran, kejadian bencana banjir terjadi satu kali, merendam 53 bangunan dan 193 jiwa terdampak.
Selain itu, bencana angin puting beliung terjadi tiga kali, merusakan tiga bangunan dengan kondisi rusak sedang, serta 8 jiwa terdampak akibat angin puting beliung.
Di Kabupaten Ciamis, bencana tanah longsor terjadi tiga kali, dan merusak 7 bangunan. Satu bangunan rusak berat, tiga bangunan rusak sedang, dan tiga bangunan rusak ringan akibat tanak longsor. Selain itu, ada tiga orang terdampak tanak longsor.
Tak hanya itu, bencana angin puting beliung pun terjadi tiga kali, sebanyak 23 bangunan rumah terdampak, yakni 28 rusak ringan, dan 6 jiwa terdampak.
Di Kabupaten Garut, kejadian banjir terjadi satu kali, sebanyak 4.423 bangunan dan rumah terendam, 18 di antaranya mengalami rusak berat, dan 16.036 jiwa terdampak.
Tak hanya itu, bencana tanah longsor pun terjadi sekali, sebanyak 2 rumah rusak sedang.
Angin puting beliung terjadi 2 kali, dua bangunan terdampak dengan kondisi rusak berat dan ringan, dan 4 jiwa terdampak.
Banjir bahkan memutus beberapa akses jembatan dan merendam 20 desa di 8 kecamatan.
Trending #PrayForGarut pun mengemuka selama 24 jam di Twitter. Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor tertanggal 16 Juli 2022. Status tanggap darurat tersebut terhitung sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022.
Baca juga: Upaya Wujudkan Malang Bebas Banjir 2028, Konstruksi Penghambat Saluran Air Dibongkar
Dihubungi terpisah, Analisis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jabar Ebet Nugraha mengatakan, guna mengantisipasi musim hujan di Jawa Barat khususnya di empat wilayah ini, pihak BPDB Jabar kerap berkoordinasi dengan sejumlah lembaga terkait khususnya BMKG terkait informasi terkini laporan cuaca.
Apabila BMKG mengeluarkan informasi cuaca hujan dengan intensitas tinggi, biasanya BMKG akan mengeluarkan surat peringatan. Hal ini menjadi salah satu acuan bagi BPBD untuk menginformasikan langkah antisipasi bencana dengan mengedarkan surat ke BPBD di daerah masing-masing di wilayah Jabar.
Tak hanya itu, BPBD juga telah memetakan daerah rawan di Jawa Barat guna mengantisipasi dengan langkah tindakan yang akan dilakukan setiap daerah.
"BPBD pun melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang mempunyai peralatan pendukung seperti escavator, mesin pompa dan alat pendukung lainnya, jika bencana terjadi kita langsung koordinasi dengan lembaga terkait yang punya kompetensi tersebut," ucapanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.