"Kalau habis semua kadang bawa Rp 100.00 atau Rp 150.000 itu juga udah terbantu sama orang yang nitip gorengan lain, kadang Emak juga dagangin kerupuk atau makanan lain," tambahnya.
Jika dagangan tak habis, kemudian di rumah tak memiliki teman nasi, Mak Kayah menkonsumsi barang dagangannya sendiri.
Kendati sudah tak lagi memiliki rasa yang ramah di mulut, ia harus menerima itu. Pasalnya pantang bagi wanita paruh baya ini untuk menggoreng kembali dagangannya dan diperjual belikan.
Sekalipun modal pas-pasan dan stok minyak goreng di rumahnya terbatas, Mak Kayah tetap memperjuangkan kehigenisan dalam menjajakan gorengannya.
"Ya kalau gak habis di makan aja, saya gak pernah jual barang yang kemarin," ungkapnya.
Diakuinya, baru sepekan Mak Kayah menaikan harga gorengannya menjadi Rp 1.000, sebelumnya ia hanya menjual Rp 500, lantaran imbas dari BBM yang naik dan berakibat pada kenaikan harga bahan pokok.
Selama sepekan itu juga, pelanggan yang biasanya berdatangan sejak pagi, kini hilang satu persatu.
Mak Kayah khawatir, para pelanggannya berpindah, lantaran harga gorengannya yang mulai naik.
"Takut mah ada, tapi gimana lagi, kalau gak dinaikin Emak gak bisa makan, buat modal juga gak ada," ucap dia.
Wanita kelahiran 1953 yang tinggal bersama cucunya itu mengungkapkan tidak bisa melakukan banyak hal terkait kenaikan harga BBM.
Ia hanya bisa pasrah mendengar barang pokok mulai beranjak naik, dan berharap masih ada solusi untuk masyarakat kecil sepertinya.
Meski sudah lama tak menginjakan kaki ke pasar dan mengetahui langsung angka kenaikan barang pokok. Mak Kayah mengaku mendapatkan informasi dari pedagang sayur yang kerap melintas di kediamannya.
"Tahu juga dari tukang sayur kalau harga udah mulai naik karena BBM naik, Emak gak bisa apa-apa, pasrah aja, menyerahkan semuanya Insya Allah ada rezekinya," bebernya.
Adanya bantuan sosial berbentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai pengganti subsidi BBM sebesar Rp 600 ribu, Mak Kayah mengaku ingin sekali mendapatkannya. Ia membutuhkan BLT tersebut untuk bantuan modal usahanya.
"Butuh atuh, Emak mah orang kecil, dulu juga dapet, tapi kan gak cukup sampai sekarang, jadi kalau pemerintah mau berbaik hati mah Emak pengen butuh buat usaha ini," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.