Sejauh ini, nama Mak Kayah belum terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Tapi, ia tetap optimistis akan mendapatkannya, sekalipun harus mendatangi RT atau RW.
"Emak mah udah gak malu, kadang kalau kurang terigu buat gorengan terus uang udah gak ada Emak suka minta ke tetangga, Emak mah bener-bener butuh gak malu kalau harus datang dan memohon juga," ungkapnya.
Mendapatkan bantuan pemerintah, baginya seperti mendapatkan rezeki tak terduga. Meskipun saat menerimanya ia harus menunggu berjam-jam dan mengantre.
"Gak apa-apa kalau harus ngantre juga, dulu juga gitu, tapi alhamdulilah Emak bisa dapet, ada buat sekolah cucu sama nambahin modal," katanya.
Bertahun-tahun berupaya mengubah nasib di bidang ekonomi, Mak Kayah tak pernah letih berharap.
Selain menengadahkan tangan pada Yang Maha Esa, ia juga tak letih meminta adanya belas kasih para pemangku kebijakan.
"Emak udah tahunan dagang ini itu, besarin cucu sendiri, gak ada alasan buat berhenti, mudah-mudahan atuh ada solusi buat Emak, Emak bersyukur kalau nanti masuk jadi penerima BLT," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.