Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Data Saya Sudah Berseliweran di Mana-mana

Kompas.com - 12/09/2022, 17:42 WIB
Dendi Ramdhani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah segera mengambil langkah tegas mengatasi kebocoran data pribadi.

Bahkan, ia meyakini data pribadinya sudah berseliweran di mana-mana.

"Jadi ini bukan hal biasa biasa. Harus disikapi dengan cara dan strategi yang kewenangannya ada di pemerintah pusat. Saya yakin data saya sudah berseliweran di mana-mana," ujar Emil, sapaannya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Atalia Ramaikan Bursa Calon Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil Angkat Bicara

Emil pun mewakili masyarakat Jawa Barat menyampaikan keresahannya terkait masalah tersebut.

Apalagi data pribadi tersebut kini sudah diretas dan diperjualbelikan.

"Kami mewakili masyarakat Jabar yang resah memohon ada sebuah upaya maksimal dari pemerintah pusat terkait keresahan seliweran data masyarakat yang dipergunakan tidak semestinya," ungkapnya.

Sebelumnya, sosok anonim Bjorka belakangan tengah menjadi pembicaraan publik setelah diduga meretas dan membocorkan data di sejumlah lembaga pemerintahan.

Hingga Minggu (11/9/2022) pagi, "Bjorka" trending di media sosial Twitter dan dibicarakan lebih dari 90.400 kali.

Baca juga: Pemerintah Bentuk Tim Khusus Hadapi Serangan Hacker Bjorka, Libatkan Polri dan BIN

Beragam tanggapan baik pro dan kontra muncul di media sosial mengenai aksi dari bjorka.

Berikut sejumlah dugaan kebocoran data yang dibeberkan "Hacker" Bjorka:

1. Data pelanggan IndiHome

Dikutip dari Kompas.com, 21 Agustus 2022, Bjorka mengumumkan bahwa dirinya menjual 26 juta data riwayat pencarian pengguna IndiHome di situs Breached Forums.

Data tersebut diungggah oleh Bjorka pada Sabtu 20 Agustus 2022.

Rincian informasi yang diduga milik pelanggan IndiHome ini berisi domain, platform, browser, URL, Google keyword, IP, resolusi layar, lokasi pengguna, e-mail, gender, nama, NIK, dan sebagainya.

Baca juga: Data Pejabat Dibocorkan Bjorka, Fadli Zon: Masa Hacker Bisa Mempermalukan Institusi Negara?

Terkait hal ini, Vice President Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, Telkom sedang memeriksa data 26 juta pelanggan IndiHome yang diduga bocor.

"Sehubungan dengan munculnya pemberitaan terkait kebocoran data pribadi pelanggan IndiHome, dapat kami sampaikan, kami tengah melakukan koordinasi internal untuk mengecek dan memastikan validitas data dimaksud," kata Pujo, dikutip dari Kompas.com, Senin (22/8/2022).

2. Data Registrasi SIM Card

Pada 31 Agustus 2022, Bjorka di Breached Forums kembali mengklaim mengenai pihaknya yang memiliki file terkompresi sebesar 18 GB berisi data-data kartu SIM dari pelanggan Indonesia.

File tersebut menurutnya berisi 1,3 miliar data Kartu SIM yang terdiri dari beberapa jenis data pelanggan, seperti data nomor telepon, nomor KTP (NIK), informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor telepon.

3. Data KPU RI

Pada 6 September 2022, Bjorka kembali membeberkan mengenai adanya kebocoran data sekitar 105 juta penduduk Indonesia.

Baca juga: Elektabilitas Tinggi, Atalia Istri Ridwan Kamil Ramaikan Bursa Cawalkot Bandung

Bjorka kembali menjual data tersebut di forum online Breached Forums. Dia menyebutkan bahwa sumber kebocoran data ini diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Dalam kebocoran data ini, Bjorka mengaku memiliki data 105.003.428 penduduk meliputi data NIK, KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan usia.

Data ini disimpan dalam file berukuran 20 GB atau 4 GB setelah dikompres.

Untuk membuktikan keaslian data, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel data gratis.

4. Surat dan Dokumen Presiden

Pada Jumat (9/9/2022), Bjorka kembali muncul di Breached Forums dengan mengklaim memiliki dokumen surat-menyurat yang diduga milik Presiden Joko Widodo.

Dokumen tersebut memiliki rentang waktu 2019-2021.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Pertamina Awasi Penerima BBM Subsidi Tepat Sasaran

Salah satu dokumen surat yang diunggah ini diduga berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN).

"Berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta diokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," demikian yang tertulis di dalam forum itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com