Ditambah lagi, Ade dan rekan-rekan baru sembuh dari luka setelah Pandemi Covid-19 menyerang hampir seluruh sendi kehidupannya. Kini, mereka mesti merasakan pahitnya dampak kenaikan harga BBM.
"Aneh saya mah, sebelum BBM naik kan kita semua tahu kalau masyarakat baru bangkit dari Covid dan itu musibah ekonomi buat saya mah, baru mau sembuh ketiban lagi masalah BBM, mau gimana mau dibiarkan mati kita?" keluhnya.
Agar hidup tetap berlanjut, tak jarang Ade tetap melaju melibas jalanan Kabupaten Bandung, meski hanya satu atau dua orang yang naik di angkotnya.
Baca juga: Viral, Unggahan soal Pria Perlihatkan Alat Kelamin pada Penumpang Angkot di Malang
Ia tak memikirkan lagi jauh atau dekat penumpang itu pergi, yang terpenting baginya anak dan istrinya di rumah bisa merasakan hasil dari keringatnya di jalan.
"Ya konsekuensi, kalau mau terus napas ya harus jalan kadang satu atau dua saya mah jalan saja, mudah-mudahan ada terus rezekinya," tutur dia.
Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah Ade menggambarkan kondisi sopir angkot setelah kebijakan kenaikan harga BBM.
Kepada Kompas.com, Ade mengaku sudah resah ketika mendengar kabar pemerintah bakal menaikan harga BBM. Tak terasa, kebijakan itu sudah dijalaninya selama 10 hari.
Biasanya, dalam sehari Ade bisa menjalankan angkot sebanyak tiga rit atau tiga kali pulang pergi Banjaran - Tegalega. Jika dihitung jarak, trayek yang dibawanya cukup panjang.
Namun, itu semua tak menjamin penghasilannya akan sepanjang trayeknya.
Baca juga: Sopir Angkot di Kupang Dibacok Orang Tak Dikenal gara-gara Selisih Paham Saat Berlalu Lintas
Dalam sehari, Ade harus setor pada pemilik angkot sebesar Rp 80.000 itu merupakan kebijakan murah hati yang diberikan bosnya.
"Pas BBM naik mintanya Rp 90.000-an tapi kita semua nego, akhirnya dapet angka segitu, ya bersyukur lah baik hati bos nya," jelas dia.
Jauh sebelum BBM bersubsidi naik, ia mengaku bisa membeli bensin hingga Rp 80.000 sampai Rp 90.000, tapi setelah ketuk palu pemerintah menaikan harga BBM pengeluaran semakin membengkak. Kini Ade harus mengeluarkan biaya Rp 115.000 per hari.