Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bulan 15 Kali Banjir Rendam Kampung di Sukabumi, Warga Minta Tanggul Sungai Diperbaiki

Kompas.com - 14/09/2022, 11:18 WIB
Budiyanto ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Selama 5 bulan, tercatat 15 kali banjir luapan Sungai Cikalong merendam Kampung Ciuyuhan, Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat. Tepatnya sejak Mei 2022.

Bencana banjir yang merendam tiga rumah dan masjid ini berawal dari jebolnya tanggul di aliran sungai, sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Minggu 1 Mei 2022 sore.

Banjir kembali menggenangi permukiman penduduk setinggi sekitar 50 centimeter (cm) sejak Sabtu (10/9/2022). Hingga Selasa (13/9/2022) sore banjir masih merendam permukiman dan areal persawahan.

Baca juga: La Nina Picu Cuaca Ekstrem, 13 Wilayah di Jabar Diminta Waspadai Banjir, Longsor, hingga Angin Kencang

"Ini banjir yang 15 kalinya, dan paling terbesar," ungkap seorang warga, Muhamad Ajim (29) kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi Kampung Ciuyuhan, Selasa sore.

"Tiga rumah dan masjid terendam sejak jebol pertama dan satu di antaranya rumah saya akhirnya hancur total saat banjir ke 12," tutur ustad tersebut.

Ajim menjelaskan, banjir yang merendam permukiman terjadi karena jebolnya tanggul di aliran sungai Cikalong. Letak permukiman  hanya beberapa meter dari tanggul dan aliran sungai.

Saat itu kejadiannya sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri pada sore hari. Masyarakat sempat menyelamatkan diri ke rumah kerabat dan tetangga yang terdekat.

"Waktu itu hujan deras, dengan debit air besar sedangkan di sekitar lokasi dangkal sehingga menjebol tanggul," jelas dia.

Baca juga: Saat Warga 2 Desa Bertaruh Nyawa Lintasi Jembatan Gantung Nyaris Ambruk di Geopark Ciletuh Sukabumi

Menurut Ajim, sumber air Sungai Cikalong yang mengalir di pinggiran permukimannya berasal dari tiga sumber, di antaranya Cicukang dan Cikaret.  Sedangkan pembangunan tanggul dan jembatan dilakukan tahun 2000.

"Selama 22 tahun di lokasi ini baru ada kejadian tanggul jebol tahun 2022, namun yang wilayah barat pernah jebol sebelum 2022," beber diaa.

Ajim berharap secepatnya ada perbaikan tanggul yang jebol di Sungai Cikalong. Karena bila dibiarkan terus akan semakin parah. Selain berdampak pada kerusakan rumah, lahan persawahan semakin rusak.

"Yang paling saya takutkan dampaknya akan terus menggerus bangunan masjid. Apalagi ini masjid Jami. Saya memohon supaya secepatnya ada perbaikan," harap dia.

Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi, Ujang Abdurohim Rochmi mengatakan, dalam penanganan banjir di Ciuyuhan ini sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sukabumi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Alhamdulillah dari BPBD sudah ada yang mengecek lokasi. Hanya tinggal menunggu proses penanganan selanjutnya," kata Ujang Rochmi yang akrab disapa Batman di sela-sela penyaluran bantuan kepada para penyintas di Kampung Ciuyuhan, Selasa sore.

Pemkab Sukabumi lanjut Batman, sudah menganggarkan sekitar Rp 50 miliar Biaya Tak Terduga (BTT) dari APBD tahun 2022, di antaranya untuk penanggulangan bencana. Saat ini hanya menunggu hasil kajian teknis dari Satuan Kerangka Perangkat Daerah (SKPD).

"Insya Allah dalam waktu dekat ada anggaran yang dialokasikan untuk lokasi bencana Kampung Ciuyuhan," ujar anggota DPRD Kabupaten Sukabumi daerah pemilihan Ciemas dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Bandung
Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Bandung
2 Mantan Bupati Ingin Maju Pilkada Garut lewat Jalur Perseorangan

2 Mantan Bupati Ingin Maju Pilkada Garut lewat Jalur Perseorangan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com