Terpancing, melihat rekannya dipukuli, DMI langsung turun dan sempat terlibat cek-cok dengan salah seorang pemuda yang ikut menganiaya temannya.
"Saya nengok ke belakang dan panas melihat anak-anak dipukulin, saya turun dan sempat adu mulut," ujarnya.
Beruntung, warga yang menyaksikan kejadian itu langsung melerai dan membubarkan massa.
Baca juga: 3 Anggota Perguruan Silat yang Keroyok Warga Blitar Ditangkap, Terancam 7 Tahun Penjara
Tak berakhir sampai di situ, sehabis insiden pengadangan dan pengeroyokan di jalan. DMI dan teman yang lainnya kembali ke rumah.
Ia kemudian mendapatkan telepon dari orang yang mengaku sebagai warga Soreang.
DMI diminta untuk menjelaskan pada keluarga salah seorang yang ada di kelompok tersebut terkait insiden itu.
"Pas nelepon itu, saya difitnah kata saya yang duluan menyerang, terus katanya saya harus menjelaskan hal itu ke keluarga yang terlibat. Jelas saya langsung membantah, sebab saya mah gak pernah menyerang ke sana. Kita mah pulang main," terangnya.
Karena diminta untuk menjelaskan terkait insiden tersebut. DMI beserta rekannya mendatangi salah satu rumah pelaku.
Baca juga: Keroyok Pengunjung Karaoke Pakai Sajam, 1 Wanita dan 5 Teman Prianya di Tanah Bumbu Kalsel Ditangkap
DMI datang beserta 7 orang rekannya yang lain. Sesampainya di rumah salah seorang pelaku, ia dipaksa untuk menjelaskan kronologi yang terjadi saat di melintas di kawasan Cukanghawur.
"Sekitar jam 01.07 WIB malam saya turun ke bawah lagi. Pas teman saya terakhir yang masuk rumah, langsung dikunci rumahnya dari dalam," tambahnya.
Setelah menjelaskan, tiba-tiba, kata dia, salah seorang dari pihak pelaku melempar wajahnya dengan asbak, dan kemudian menganiaya DMI dan temannya.
"Terus yang lainnya teman-teman pelaku pada berdiri sambil ada yang mengeluarkan airsoft gun, terus ada yang mengeluarkan alat strum, ada yang mengeluarkan golok," paparnya.