CIANJUR, KOMPAS.com – Efek domino kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terjadi di sejumlah sektor. Salah satunya perajin mesin pom mini di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Adanya kenaikan harga BBM sejak awal bulan ini mengakibatkan biaya produksi dan distribusi melonjak drastis.
Selain itu, harga bahan baku juga ikut terkerek, sementara perajin belum berani menaikkan harga jual produk.
Baca juga: Massa Demo Kenaikan Harga BBM Ingin Bertemu, Sultan: Ya Enggak Ada Masalah
Ahmad Ridwan (34) seorang pemilik bengkel mesin pom mini menuturkan, biaya produksi melonjak menyusul kenaikan pada sejumlah bahan baku.
“Terutama harga cat dan besi, ya. Naiknya bisa 25 hingga 30 persen,” kata Ridwan kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022).
Selain itu, biaya distribusi juga turut naik, dari awalnya Rp 500.000 untuk satu kali pengiriman ke luar kota, kini bisa mencapai Rp 800.000.
“Di sisi lain, daya beli masyarakat menurun. Sudah sepekan terakhir ini pesanan anjlok, sehari paling bisa produksi dua,” ujar dia.
Disebutkan, sebelumnya Ridwan mampu memproduksi hingga 35 unit setiap pekannya. Namun sejak harga BBM naik, volume produksinya merosot hingga 50 persen.
"Sudah bisa produksi dua unit sehari saja sekarang sudah bagus," ucapnya.
Baca juga: BBM Naik Saat Musim Panen, Harga Cabai dan Bawang di Pangkalpinang Turun
Ridwan mengaku, usahanya sempat membaik sejak awal tahun ini setelah hampir dua tahun lesu dampak pandemi Covid-19.
“Selama pandemi nyaris tidak produksi, baru tahun ini mulai ada peningkatan, tapi turun lagi sekarang karena (kenaikan) BBM ini. Jadinya, ya kembang kempis gitu,” ujar Ridwan.
Di bengkel miliknya di Kampung Kabandungan, Sukamanah, Kecamatan Karangtengah, Cianjur ini, Ridwan dibantu beberapa orang pegawai memproduksi mesin pom mini digital.
Kendati pengerjaannya masih secara manual dengan peralatan teknik alat ringan, bengkel ini mampu merancang sistem kerja mesin secara digital.
“Ini kan yang jenis pom mini digital, sudah komputerisasi, aplikasi dan software-nya juga kita buat sendiri di sini,” kata dia.
Ridwan sudah menekuni usaha manufaktur ini sejak 2014. Sejauh ini, produknya banyak dipasok ke wilayah Jabodetabek.
Untuk pom mini digital single nozel dibanderol Rp5 juta per unit, sementara untuk double nozel, Ridwan menjualnya di kisaran Rp 8 juta.
“Dulu minat orang jualan bensin eceran pakai mesin ini sangat tinggi, ya. Kalau sekarang agak menurun, mungkin karena sudah banyak juga yang memproduksi mesinnya,” beber Ridwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.