Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Bantah Kualitas Pertalite Menurun dan Jadi Lebih Boros Sejak Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 20/09/2022, 16:59 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tengah menjadi pembicaraan netizen, terutama di media sosial Facebook.

Menurut sejumlah netizen, saat ini kualitas Pertalite semakin menurun dan lebih boros karena mudah menguap sejak kenaikan harga BBM pada (3/9/2022).

"Isi bensin full Rp 30 ribu habisnya cepat sekali. Sudah harga naik, kualitas Pertalite semakin menurun," kata akun Facebook Soleh Al Fatih, Minggu (18/9/2022).

"Sejak bensin naik, isi Pertalite full sampai Rp 30 ribuan, 3 hari sudah habis. Kalau dulu isi full cuma Rp 20 ribuan, itu pun bisa sampai 5 hari lebih. Ini bensin selain mahal apa kualitasnya juga menurun ya?," tulis akun Facebook Yunita Hidayah, Selasa (20/9/2022).

Tanggapan Pertamina

Sales Branch Manager Rayon I Bandung PT Pertamina, Warih Wibowo memastikan tidak ada penurunan spesifikasi BBM jenis Pertalite.

Baca juga: Heboh Isu Penurunan Kualitas Pertalite sejak Harga BBM Naik, Begini Tanggapan Pertamina

"Kalau dari sisi Pertamina, clear, kita selalu menjaga (kualitas BBM), jadi pasti itu (isu penurunan kualitas BBM) tidak benar," kata Warih kepada Kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Warih mengatakan, Pertamina memiliki standar prosedur dalam menyalurkan BBM, baik sebelum maupun sesudah tiba di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Jadi tidak mungkin (ada penurunan kualitas) karena sudah ada (standar) spesifikasi dari Ditjen Migas kalau BBM itu," ujar Warih.

Dia menjelaskan, Pertamina selalu mengecek spesifikasi BBM sebelum menyalurkannya kepada SPBU, seperti nilai Research Octane Number (RON), reid vapour pressure (RVP), kandungan sulfur, dan parameter lainnya.

Menurutnya, opini yang menyebut Pertalite menjadi lebih boros sejak kenaikan harga BBM disebabkan oleh volume pembelian konsumen yang menurun.

Baca juga: Susahnya Nelayan di Kaur Bengkulu karena Harga BBM Naik, Harga Pertalite Eceran Rp 15.000, Butuh 20 Liter untuk Berlayar

"Menurut saya, memang karena harganya (Pertalite) naik dengan tingkat pembelian yang tidak naik sehingga volume pembelian berkurang," ucap Warih.

"Kita (Pertamina) kan evaluasi, jumlah transaksinya sama tapi jumlah rupiahnya turun berarti volumenya turun, inilah yang sepertinya membuat sebagian konsumen merasa Pertalite lebih boros," imbuhnya.

Dia pun menekankan, tidak ada penurunan kualitas atau spesifikasi BBM jenis Pertalite atau yang lainnya.

"Kalau ditanya apakah kualitas Pertalite turun, jelas tidak. Tidak ada perubahan spesifikasi dari dulu hingga sekarang," tegasnya.

Penguapan BBM

Sejak kenaikan harga BBM, sejumlah konsumen menyebut Pertalite menjadi boros karena lebih mudah menguap.

Baca juga: Tanggapi Wacana Penghapusan Pertalite, Mahasiswa: Pemerintah Semakin Jauh dari Masyarakat

Warih membenarkan bahwa BBM memang bisa menguap dan ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya.

"Kalau di kendaraan, berarti kan bagaimana settingan mesin. Semakin pengaturannya dibuat untuk lebih kencang, pasti akan menyedot bahan bakar lebih besar juga," jelasnya.

Selain itu, dia menambahkan, ruang kosong pada tangki bahan bakar di kendaraan juga berpengaruh terhadap penguapan BBM.

"Misalnya, kapasitas tangki 5 liter, sering terisi hanya satu liter misalnya, itu juga mempengaruhi penguapan," ujarnya.

Meski begitu, Warih menyatakan, tingkat pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penguapan BBM masih perlu diteliti lebih lanjut.

Baca juga: Susahnya Memperoleh Pertalite di Aceh, Kenapa Jadi Langka Usai Harga Naik?

Isi bensin saat suhu rendah

Sebagian masyarakat meyakini, mengisi bensin ketika suhu rendah, seperti pada malam atau pagi hari dapat lebih menghemat BBM.

Menyikapi hal tersebut, Warih menerangkan bahwa kondisi suhu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguapan BBM.

"Mungkin benar, tapi hanya 0 koma sekian persen (BBM yang menguap) ketika ditimbang. Ketika suhu tinggi ada uap BBM-nya, tapi itu hanya sedikit sekali, tidak berpengaruh sebenarnya. Kalau satu liter, (yang menguap) satu mililiter atau bahkan tidak sampai," paparnya.

Imbauan Pertamina

Warih mengimbau kepada masyarakat agar tak perlu khawatir terkait isu penurunan kualitas Pertalite.

"Pertamina jamin, kita menjaga kualitas, baik sebelum hingga sampai SPBU dan konsumen, sudah dijaga sesuai dengan ketentuan atau prosedur. Jadi kita pastikan tidak ada penurunan spek (Pertalite)," kata Warih.

Baca juga: Aksi Demo BEM Malang Raya Sindir Puan Maharani, Met Ultah Ya, Kado Istimewa Pertalite Naik

Selain itu, dia pun meminta masyarakat tidak khawatir dengan ketersediaan BBM di SPBU, sebab Pertamina selalu menjaga stok BBM di semua SPBU.

"Isi sesuai kebutuhan, silakan, tidak perlu khawatir (ketersediaan BBM)," ucapnya.

Sementara itu, terkait antrean konsumen di SPBU, menurut Warih, hal itu hanya terjadi pada waktu tertentu.

"Kami (Pertamina) minta tolong, kalau memang kebutuhannya Pertalite boleh disesuaikan jam belinya, karena jam antrenya itu kalau tidak pas berangkat atau pulang kantor, silakan (isi) kalau pas siang, sesuaikan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com