Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusaknya Hutan dan Banjir Bandang yang Berulang di Pameungpeuk Garut

Kompas.com - 24/09/2022, 16:49 WIB
Ari Maulana Karang,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Helmi juga mengaku sulit menata kawasan hutan karena pengelolaannya tidak menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Untuk itu, dia akan mengajak para pihak untuk bisa duduk bersama untuk berupaya rehabilitasi kawasan hutan agar daya dukungnya bisa meningkat.

Sedangkan Perhutani, salah satu pengelola kawasan hutan di Garut, menyatakan telah berupaya mengawasi hutan yang memiliki nilai ekologis tinggi.

“Program penanaman rutin kita lakukan, patroli oleh anggota meski jumlah personel terbatas juga rutin kita lakukan,” kata Kepala Sub Seksi Hukum Kepatuhan dan Komunikasi Perum Perhutani Garut, Ade Sahdan, saat dihubungi.

Baca juga: Banjir Bandang dan Longsor di Garut, Satu Orang Meninggal

Selain hutan produksi, menurut Ade, Perhutani memang juga mengelola kawasan hutan lindung.

Kawasa ini menjadi fokus bagi Perhutani agar fungsinya bisa tetap terjaga.

Menurunnya daya dukung kawasan hutan ini, di mata Aliansi Masyarakat Peduli Penanggulangan Bencana Indonesia (Ampibi) Kabupaten Garut, menjadi bukti adanya kerusakan lingkungan yang massif.

Karenanya, berbagai bencana ekologis terus terjadi di Garut.

“Ada salah tata kelola kawasan, penegakan hukum yang kurang tegas, program pemerintah di bidang lingkungan yang tak jelas arahnya, ini yang jadi penyebab mendasarnya,” jelas Andri Hidayatullah, Ketua Bidang Advokasi Ampibi Garut.

Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada upaya perbaikan, menurut Andri, siklus bencana ekologis di Garut akan semakin pendek.

Baca juga: Banjir Bandang Rusak Jalan Menuju Curug Cipendok Banyumas, Sejumlah Rumah Terdampak

Bisa saja banjir bandang terjadi tiap tahun dengan skala yang dikhawatirkan bisa lebih besar.

Melihat kondisi ini, Andri mendorong pemerintah daerah segera menyusun kebijakan-kebijakan strategis di bidang lingkungan di antaranya membuat Peraturan Daerah perlindungan sumber mata air. 

Pemerintah diminta menetapkan tata kelola wilayah ramah lingkungan yang berkelanjutan, meningkatkan status perlindungan bagi kawasan-kawasan hutan yang memiliki fungsi ekologis tinggi hingga mengevaluasi pelaksanaan program-program yang bertentangan dengan prinsip tata kelola lingkungan yang baik dan berkelanjutan.

“Kita juga menuntut aparat penegak hukum melakukan upaya penegakan hukum yang tegas bagi para pelaku kejahatan lingkungan agar muncul efek jera di masyarakat,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com