Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum ASN yang Diduga Sekap Wartawan di Karawang Buka Suara

Kompas.com - 27/09/2022, 20:49 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Kuasa Hukum ASN yang dilaporkan atas dugaan kasus penyekapan dan penganiayaan wartawan dan pegiat sosial di Karawang buka suara.

Keduanya yakni Gusti Sevta Gumilar yang berprofesi sebagai wartawan dan Zaenal Mustofa, pegiat media sosial.

Kuasa hukum AA, RA, D, dan L dari Kantor Hukum Jhonson Panjaitan and Partners akhirnya buka suara lantaran peristiwa yang terjadi di Stadion Singaperbangsa itu dilihat tidak utuh.

Ia menyebut, ada hal yang melatarbelakangi peristiwa itu.

Baca juga: Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Penculikan Wartawan oleh Oknum ASN Karawang

"Makanya saatnya kami bicara supaya ada objektivitas pemberitaan, walaupun sebenarnya udah telat, karena sudah ada aksi-aksi," ujar Eka Prasetya, kuasa hukum terlapor dalam keterangan persnya, Selasa (27/9/2022).

Eka menyebut pelapor, Gusti Sevta Gumilar (29) menyampaikan kabar bohong. Ia menyebut tak ada pengancaman, penyekapan, dan pemaksaan minum air kencing.

Peristiwa itu, menurut Eka, tak berkaitan dengan pemberitaan. Akan tetapi berawal dari postingan provokatif di media sosial oleh Zaenal soal Persika 1951.

"Klien kami sebagai orang yang bertanggungjawab berinisiatif kembali ke lokasi, di situ sudah ada Junot. Jadi bukan klien kami dulu," ucapnya.

Baca juga: ASN Diduga Sekap dan Aniaya Wartawan serta Pegiat Medsos Karawang Terkait Postingan Persika 1951

Simon Fernando Tambunan, pengacara terlapor lainnya mengatakan, insiden di salah satu ruang di Stadion Singaperbangsa itu bukan oleh dan seizin kliennya, AA.

Menurutnya Gusti sendiri yang menawarkan menjemput Zaenal.

"Orang yang berada di bawah komando AA itu tidak ada yang melakukan perbuatan melawan hukum, karena sudah terprovokasi. Kira-kira itu yang sebetulnya terjadi," ucap Simon, yang juga pengacara terlapor.

Karenanya, pihaknya melaporkan balik Gusti terkait kabar bohong. Laporan dengan nomor SPK Nomor: STTLP/B/ 1795/ IX/ 2022/ SPKT/ POLRES KARAWANG/ POLDA JAWA BARAT itu dilakukan pada Senin (26/9/2022), saat kliennya diperiksa sebagai saksi terlapor.

"Ucapan dia di publik yang menimbulkan huru hara itu yang kami laporkan," kata dia.

Simon menyebut, laporan dilakukan karena kabar yang tersiar menimbulkan tekanan psikologis kepada kliennya, AA. Juga anak-anaknya.

Diberitakan sebelumnya, aksi penculikan dan penganiayaan dua warga Karawang diduga oleh oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) viral di media sosial.

Keduanya yakni Gusti Sevta Gumilar (29) berprofesi sebagai wartawan dan Zaenal Mustofa pegiat media sosial.

Salah satu korban, Gusti atau Junot melapor ke Mapolres Karawang pada Selasa (20/9/2022) dini hari dengan nomor laporan STTLP/1749/IX/2022/SPKT. Reskrim Polres.

Gusti menyebut ia dan Zaenal disekap dan dianiaya bermula dari keduaanya mengunggah unggahan perihal Launching Persika 1951 di media sosial Facebook.

Ia menyebut postingannya itu dianggap provokasi. Gusti mengaku penganiayaan itu juga terkait pemberitaan jabatan kosong yang ia tulis sebelumnya.

Tak hanya itu, Gusti mengaku dibawa oknum ASN ke dalam sebuah ruangan di Stadion Singaperbangsa Karawang. Ia dianiaya empat hingga lima orang.

"Jam 12 malam itu saya sudah di ruangan (Sabtu, 17/9), ruangan ditutup tidak boleh ada yang masuk selain orang-orang dia. Saya tidak boleh pegang ponsel. Saya di situ dipress (ditekan), saya dipukul, ditotor pakai botol miras. Terus maksa saya minum urine. Bahkan saya diancam," kata Gusti kepada wartawan, Selasa (20/9/2022) siang.

Gusti mengaku penganiayaan terhadap dirinya baru selesai saat dia pingsan sekitar jam 5 subuh, Minggu (18/9).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com