Rohmat memulai usahanya sejak 2017, masa-masa kala dia masih mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Menurutnya, bidang usaha bensin eceran tersebut merupakan usaha yang minim akan resiko.
Pun bisa dilakukan di ruang atau lapak yang tak memakan banyak lahan.
"bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, pertimbangan lainnya rumah saya di pinggir jalan," terangnya.
Baca juga: Langka, Harga BBM Eceran di Lembata Tembus Rp 50.000 per Botol
Saat bahan bakar jenis Premium masih ada, ia tak pernah sedikit pun mengalami kesulitan terutama soal pengadaan bahan bakar.
Kala itu, dalam sehari ia bisa menyediakan 50 liter Premium dan jumlah tersebut bisa habis dalam waktu sehari.
"Dulu belum ada pembatasan, jadi bisa beli sebanyak-banyaknya," kata dia.
Rohmat menyebut, kerap membeli bensin di SPBU yang masih memberikan izin pembelian melalui jeriken.
Baca juga: Diduga Korsleting, Mobil Pengangkut BBM Eceran di Lumajang Hangus Terbakar
Adanya penjual bensin eceran, kata dia, justru memberikan keuntungan bagi pihak SPBU dan petugas sendiri.
"Di satu sisi petugas Pom juga diuntungkan karena ada timbal balik ke mereka," terang dia.