Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Bensin Eceran, Manfaatkan Antrean Panjang di SPBU hingga Raih Untung Fantastis

Kompas.com - 28/09/2022, 15:20 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Kenaikan BBM, usaha mulai merangkak naik

Hampir satu bulan pemerintah menaikan harga BBM, Sabtu (3/9/2022) lalu pemerintah secara resmi menaikan harga BBM bersubsidi.

Meski sudah mengalami kenaikan, antrean panjang di SPBU kerap terjadi di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Bandung.

Adanya fenomena itu, kata Rohmat, membawa keuntungan bagi usaha bensin eceran miliknya.

"Diakui antrean panjang itu membuat pelanggan bertambah, mungkin jengkel juga harus ngantri sampai 20 menit atau 30 menitan mah," kata dia.

Baca juga: Antrean Pertalite di SPBU Bandung 30 Menit, Driver Ojol Rugi hingga Beralih ke Pedagang Eceran

Pun dengan keuntungan yang didapatkannya. Saat ini usaha bensin eceran miliknya mulai mengalami perkembangan, pasca pandemi.

"Keuntungan bertambah, tapi tidak seperti dulu, dibandingkan dengan masa pandemi lebih baik hari ini," ujar Rohmat.

Rohmat hanya menyediakan bensin jenis Premium saja. Ia menjual dengan harga Rp 12.000 per liter.

"Ya saya juga ambil keuntungan gak jauh, tapi sudah hampir sebulan karena di SPBU ada antrean jadi lumayan banyak juga beli ke sini," tuturnya.

Meski mengalami perkembangan dari sisi penjualan, Rohmat mengaku masih mengalami kendala yakni maraknya peraturan pelarangan pembelian bensin secara berlebihan.

Menurutnya, hal itu tidak fair bagi pengusaha kecil-kecilan seperti dia, pasalnya SPBU saat ini tidak menjangkau wilayah-wilayah terpencil.

"Terlebih setelah pembatasan, pembelian jadi lebih susah atau sulit, padahal kan SPBU juga enggak nyampe tuh ke daerah terpencil, rata-rata kaya petani atau tukang ojek yang jangkauannya jauh itu pasti mengandalkan bensin eceran," kata Rohmat.

Baca juga: Insentif Dihapus dan Diganti Rp 7.050 Per Hari, Kurir Shopee: Buat Bensin Seliter Aja Enggak Cukup

Sementara Ripan Mashuda (33) salah satu driver online dan pelanggan yang membeli bensin di kios Rohmat mengatakan sangat diuntungkan dengan adanya pedagang eceran.

Ripan menyebut, tidak perlu mengantre panjang membeli bensin eceran, meskipun harus menambah biaya operasional Rp 1.000 sampai Rp 2.000.

"Kalau kerjaan kaya saya kan soal waktu yah, ketepatan, kecepatan penjemputan, kalau sekarang harus ngantri lama di SPBU kadang banyan waktu terbuang," ujarnya.

Ripan berharap para pedagang bensin eceran tetap ada dan tidak punah, baginya pedagang bensin eceran sangat membantu dikala kelangkaan atau adanya kenaikan harga BBM.

"Kalau narik malem juga kan sering tertolong dengan keberadaan penjual bensin eceran, karena yang SPBU kan gak semua 24 jam, saya berharap terus ada lah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Bandung
Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Bandung
Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bandung
Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Bandung
Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com