Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Dedi Mulyadi Tak Perhatikan Kebun Teh Malabar, Pengelola Nimo Highland Beri Penjelasan

Kompas.com - 30/09/2022, 08:23 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Tidak hanya objek wisata Gunung Tangkuban Perahu yang dijadikan contoh, Kang Dedi juga mencontohkan beberapa objek wisata kelas dunia yang ada di Bali dan Yogyakarta.

Menurutnya, dua wilayah tersebut berhasil menerapkan karakter dan ciri khas di setiap objek wisata yang dibangunnya.

Jika suatu tempat wisata dibangun asal banyak dikunjungi orang, Kang Dedi objek wisata itu tidak akan bertahan lama.

"Bagi saya tidak terlalu penting berimaginasi soal berklas dunia segala. Jika tidak sesuai kenyataan, kalau ada turis datang malang kecewa. Jadi kalau soal orang datang itu bukan karena penataannya, tapi karena alamnya bagus," terangnya.

Baca juga: Separuh Penduduk Indonesia Kelaparan Tersembunyi, Dedi Mulyadi: Akibat Pergeseran Tradisi

Ia memperingatkan, agar perkebunan teh Malabar yang merupakan peninggalan masa Kolonial Belanda itu harus tetap dipertahankan, bahkan dijaga dan dipelihara.

Generasi penerus, kata dia, harus juga menikmati keindahan alam yang ada di wilayah tersebut.

"Enggak bisa PTPN VIII suatu sata wisatanya hilang Teh nya habis. Kita harus malu sama kolonial, yang memperlakukan alam ini dengan baik. Tapi kita yang mengaku sebagai pemilik negeri ini malah merusaknya," terangnya.

Video berdurasi kurang lebih 1 jam itu, mendapatkan mendapatkan 9,3 ribu suka dan 918 komentar.

Baca juga: Ketika Dedi Mulyadi Ajak Anak Pencari Rongsokan Liburan ke Bali...

Tanggapan pengelola

Sementara pengelola objek Nimo Highland Taufiq Rafi justru berterimakasih kepada anggota DPR-RI terutama Komisi IV yang telah berkunjung ke Nimo.

Pihaknya teguran keras Kang Dedi Mulyadi sebagai sebuah masukan dan saran yang sangat membangun pada pihak pengelola.

"Saran tersebut sangat berguna utk mengoptimalkan alam yg indah di Indonesia khususnya Jawa Barat," ungkapnya ketika dihubungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com