BANDUNG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memerintahkan seluruh fasilitas dan gedung olahraga di provinsinya untuk menaikkan bendera setengah tiang selama sepekan.
Tindakan itu sebagai bentuk duka cita untuk para korban tragedi stadion Kanjuruhan, Malang.
"Sebagai rasa duka mendalam dari masyarakat Jawa Barat untuk para korban peristiwa Stadion Kanjuruhan. Saya sudah memerintahkan agar dinaikkan bendera setengah tiang di seluruh fasilitas/gedung olahraga se Jawa Barat selama 1 minggu ke depan," ujar Emil, sapaannya, dikutip dari laman instagram pribadinya, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Ridwan Kamil Sudah Bicara soal Pilpres 2024 dengan Prabowo di Hambalang
Emil juga mendoakan para keluarga korban agar diberi kekuatan khususnya bagi klub Arema dan Aremania (sebutan fan Arema).
"Doa dan salam sayang untuk semua keluarga yang ditinggalkan, juga untuk Klub Sepakbola Arema dan Para supporter Aremania," ucapnya.
Ia berharap kejadian tersebut bisa menjadi cermin bagi semua elemen untuk menata peradaban olahraga tanah air.
"Semoga semua dari kita bisa menjadi bangsa yang lebih baik dalam menata peradaban olahraganya, khususnya sepak bola. Hatur Nuhun," ucapnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Rayakan Ulang Tahun Ke-51, Ungkap Harapan soal Karier Politik
Sebelumnya, Emil juga mengkritisi kebijakan pengelola Liga 1 yang sering menggelar pertandingan pada malam hari.
Padahal, kata dia, dari aspek keamanan bermain pada malam hari punya tantangan lebih besar daripada siang hari.
"Jadi kalau sepak bola main siang dengan main malam lebih aman main siang. Karena mengendalikan lebih mudah, visual juga keliatan. Jadi jangan selalu dipaksakan malam, apalagi pilihan malamnya hanya gara-gara untuk mengejar tontonan tv lebih banyak," papar di Gedung Sate, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Ridwan Kamil: Ini Sepak Bola, Bukan Sepak Nyawa
Emil menegaskan, faktor keamanan menjadi prioritas dalam menggelar event.
"Keamanan harus nomor satu, kan buktinya seperti itu. Terus yang ngendaliinnya kalau selalu harus malam. Bahkan kan polisi sudah meminta di Malang itu bergeser ke sore supaya agak keliatan, tapi kan ditolak," tuturnya.
"Itu kan contoh karena harus selalu malam yang fokusnya ditonton tv. Ini mah intropeksi buat semua ya, tidak saling menyalahkan, tapi intropeksi bahwa yang kita lakukan selama ini itu hasilnya seperti ini," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.