Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Gedung Sate: Daya Tarik, Harga Tiket Masuk, dan Jadwal Buka

Kompas.com - 07/10/2022, 14:02 WIB
Dendi Ramdhani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Komplek perkantoran Gubernur Jawa Barat atau biasa disebut Gedung Sate masih menjadi daya tarik bagi wisatawan khususnya dari luar Kota Bandung.

Bangunan heritage yang memiliki penangkal petir berbentuk mirip tusuk sate itu bisa menjadi pilihan liburan Anda pada akhir pekan.

Meski fungsi utamanya sebagai perkantoran, Gedung Sate bisa diakses masyarakat umum. Caranya dengan mengunjungi Museum Gedung Sate yang berada di area samping kanan gedung tersebut.

Baca juga: Danau Sipin di Jambi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bagi pengunjung yang penasaran dengan suasana dan sejarah Gedung Sate, bisa datang langsung melalui pintu 8 dekat dengan area parkir timur. Para pengunjung direkomendasikan untuk reservasi terlebih dahulu khususnya bagi rombongan.

Jam buka dan tarif

Museum yang diresmikan pada 8 Desember tahun 2017 ini buka mulai Selasa sampai Minggu pukul 09.30 WIB hingga 16.00 WIB.

Museum Gedung Sate tutup pada hari Senin dan hari libur nasional.

Sementara itu, untuk harga tiket di hari biasa dan akhir pekan dipatok Rp 5.000 per orang.

Setelah masuk di pintu 8, pengunjung bisa menuju resepsionis untuk konfirmasi kunjungan. Pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman selama kunjungan.

"Kalau rombongan pasti didampingi edukator. Tapi kalau bukan rombongan bisa by request mau didampingi edukator atau sekadar melihat-lihat," kata Derry (29), salah seorang edukator Museum Gedung Sate, Jumat (7/10/2022).

Daya tarik

Di Museum Gedung Sate, pengunjung bisa melihat sejarah dan orang yang terlibat dalam pembangunan, gaya arsitektur, hingga melihat dari jarak dekat konstruksi Gedung Sate yang begitu kokoh dan megah.

"Kita juga menyajikan film sejarah Gedung Sate, augmented reality serta kisah tujuh pemuda yang gugur saat melawan tentara Gurka," kata Derry.

Baca juga: Situ Cangkuang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Gedung Sate belakangan kembali ramai dikunjungi setelah sempat ditutup selama pandemi Covid-19. Per harinya, Museum Gedung Sate dikunjungi sekitar 700 orang.

Penampakan museum gedung sate di Bandung.Wikimedia Commons Penampakan museum gedung sate di Bandung.

"Bahkan kalau akhir pekan bisa mencapai seribu orang," ucapnya.

Selain bisa mengunjungi sejarah Gedung Sate, pengunjung juga bisa melihat sejarah kopi Jawa Barat di Gedung Sate Kopi.

Sejarah gedung sate

Dikutip dari Kompas.com yang tayang 19 Januari 2022, pada zaman kolonial, gedung yang saat ini beralamat di Jl. Diponegoro No 22 Bandung dikenal dengan nama bangunan Gouvernements Bedrijven (GB) atau Pusat Administrasi Pemerintah.

Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari Kol Geni (Purn) V.L. slor dari Genie Militair, Ir, E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Bugerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau PU dan Gemeentelijk Bouwbedriff (perusahaan bangunan kotapraja) Bandung.

Para arsitek tersebut merancang Gedung Sate dengan langgam arsitektur terispirasi gaya bangunan Italia di Zaman Renaissance.

Baca juga: Sejarah Gedung Sate: Penamaan, Isi, Arsitek, dan Pemindahan Ibu Kota

Pada, dinding fasade depan Gedung Sate terdapat ornamen berciri tradisional, seperti pada bangunan candi-candi Hindu.

Sedangkan di tengah-tengah bangunan induk Gedung sate, tegak berdiri menara dengan atap tersusun atau yang disebut "tumpang", seperti Meru di Bali atau atap Pagoda.

Di bagian atas atap, ada bagian yang menjulang menyerupai tusukan sate. Secara populer, rakyat memberi nama gedung itu "gedung Sate".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com