Banjir yang kerap melanda, sambung dia, berlangsung selama dua atau tiga hari. Tak hanya itu, kondisi kompleks berada di bawah Sungai Cipariuk.
"Terus dari sini tidak bisa keluar, kebetulan kondisinya di bawah tanahnya," ungkapnya.
Deni berharap, pemerintah daerah (pemda) dalam hal ini Bupati Bandung bisa serius menyelesaikan banjir yang kerap melanda wilayahnya.
Baca juga: Ratusan Hektar Padi Sawah Terendam Banjir, Petani Salu Battang Palopo Terancam Gagal Panen
Menurut dia, normalisasi Sungai Cipariuk harus segera dilakukan, pun dengan penambahan mesin pompa yang kerap digunakan untuk membuang air ke kali.
"Kalau memang untuk jangka lama semoga ada bantuan mesin yang besar untuk buang air ke kali. Harapannya mungkin sodetan lah kalau kolam mungkin karena tinggi, jadi susah. Karena ini tanahnya di bawah. Mudah-mudahan segera tertangani," terang dia.
Sementara Bupati Bandung Dadang Supriatna membenarkan wilayah tersebut kerap menjadi langganan banjir.
Dadang menjelaskan, sejak menjadi anggota DPRD Jabar, pernah menurunkan alat berat untuk melakukan normalisasi, lantaran banjir di lokasi tersebut mencapai 2 meter.
Setelah jadi bupati, ia masih melihat ada persoalan di Kompleks Asrama Polisi, yakni sedimentasi tanah parah, sehingga menjadi dangkal dan air kembali menggenangi perumahan.
"Secara hitungan teknis, sebetulnya lokasi ini tidak mengindahkan data file banjir," ujarnya.
Baca juga: Longsor dan Pohon Tumbang Tutupi Sebagian Jalan Soreang-Ciwidey Bandung, Lalin Sempat Tersendat
Pihak membenarkan kompleks tersebut berada di bawah aliran Sungai Cipariuk.
"Jadi bukan hanya Aspol, ada juga Bumi Orange dan Permata Biru. Kompleks di wilayah Cileunyi ini memang sudah tidak bisa kita abaikan begitu saja, tapi bagaimana kita mencari solusi," bebernya.