CIANJUR, KOMPAS.com - Pohon pucuk merah atau Syzygium oleana merupakan spesies tumbuhan yang dikenal sebagai tanaman hias.
Biasanya pohon ini tumbuh atau sengaja ditanam sebagai penghias halaman rumah, sekolah, atau di lingkungan perkantoran.
Namun, di tangan seorang pelajar SMP asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama M. Ibrahim Al Hakim (14), daun dari pohon ini dapat diolah menjadi minuman relaksasi.
Baca juga: Inovasi Siswa SMP Cianjur Raih Emas WICE 2022 di Malaysia
Inovasi siswa SMP Islam Cendekia Cianjur ini bahkan mendapat penghargaan internasional setelah sukses menyabet medali emas di ajang World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2022.
Di arena kompetisi level dunia yang digelar di Malaysia, akhir September 2022 itu, The Red Shoot Tea yang diproduksi Ibrahim mampu mengungguli karya inovasi peserta lain yang berasal dari berbagai negara, seperti Amerika, Turki, Korea, Thailand, dan Malaysia selaku tuan rumah.
Ibrahim menceritakan, karya inovasi ini muncul setelah melihat banyak pohon pucuk merah tumbuh di lingkungan sekolahnya.
Adanya kewajiban bagi siswa untuk membuat karya ilmiah, menuntutnya peka terhadap situasi lingkungan sekitar demi mencari ide dan inspirasi.
Baca juga: Racik Tanaman Jadi Antiseptik, Pelajar SMP Cianjur Berjaya di Pentas Dunia
Ibrahim pun lantas tertarik dengan tanaman yang memiliki ciri warna merah menyala pada tunas daunnya itu, hingga kemudian memfokuskan diri untuk melakukan riset dan mencari referensi kaitan dengan kandungan yang ada di dalamnya.
“Daunnya ternyata banyak mengandung manfaat, salah satunya bisa dijadikan obat herbal,” kata Ibrahim kepada Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Ibrahim kemudian menghubungi gurunya untuk mendapatkan bimbingan, dan mulai memproses daun pucuk merah untuk diracik menjadi minuman seduh seperti layaknya daun teh.
Mengolah daun pucuk merah diperlukan kecermatan terutama dalam menakar komposisi di dalam setiap kantung atau kemasannya.
Selain itu, daun yang dipilih harus benar-benar yang masih muda dan segar.
"Prosesnya dengan cara disangrai. Tapi sebelumnya harus ditumbuk atau dikucek dulu daunnya sampai halus agar proses penyangraian bisa lebih merata," terang dia.
Baca juga: Mengenal Obat Herbal, Manfaat, Jenis, dan Efek Sampingnya
Ibrahim mengingatkan, selama penyangraian harus memperhatikan tempo dan selalu mengontrol suhu pengapian.
"Harus pas timing-nya, kalau sampai gosong maka prosesnya gagal karena daun tidak bisa dipakai," tutur Ibrahim.
Disebutkan, proses penyangraian dianggap selesai dan berhasil jika daun mengeluarkan wangi aroma yang khas.
Ibrahim sendiri membuat dua varian untuk produknya ini, yakni orisinal dan aroma bunga Melati.
"Perbedaannya untuk yang aroma orisinal itu rasanya lebih pekat dan tajam," sebut Ibrahim.
Baca juga: Dosen Unsika Ciptakan Inovasi Alat Pengering Olahan Makanan Bertenaga Surya
Ibrahim pun berencana ingin mengembangkan produk ini sebagai peluang bisnis di masa yang akan datang setelah lulus sekolah nanti.
"Maunya diseriusin, tapi ingin di uji lab dulu biar benar-benar layak di pasaran," ujar Ibrahim.
Vany Destiany, guru pembimbing menuturkan, produk inovasi siswanya ini mendapat perhatian khusus dari juri saat dilombakan di ajang WICE 2022.
Salah satu aspek yang disoroti dan mendapat apresiasi tim juri hingga akhirnya bisa menyabet medali emas adalah pada kemasan produk yang dinilai estetis dan marketable.
"Katanya sudah siap ini produknya. Ditambah dengan hasil presentasi siswanya juga yang sangat percaya diri dan mampu meyakinkan juri,” ucap Vany.
Baca juga: Potret Sekolah Ketahanan Iklim Pertama di Cianjur, dari Paperless hingga Larangan Berkendara
Namun begitu, menurut Vany, produk ini masih perlu dikembangkan agar lebih sempurna hasilnya sebelum nantinya benar-benar diproduksi secara massal.
Sekaitan dengan itu, ditambahkan Humas SMP Islam Cendekia Cianjur Rudi Kurniawan Sani, pihak sekolah mendukung penuh melalui penyediaan fasilitas dalam menunjang kegiatan sains dan penelitian siswa.
"Salah satunya akan memfasilitasi uji laboratorium dan juga pengurusan hak patennya nanti, mengingat produk ini merupakan karya inovasi anak didik kami yang orisinal," ujar Rudi kepada Kompas.com, Senin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.