KOMPAS.com - PS, bocah perempuan di Kota Cimahi, Jawa Barat ditemukan tewas bersimbah darah setelah ditusuk pria tak dikenal pada Rabu (20/10/2022).
Peristiwa tersebut terjadi saat PS pulang mengaji di sekitar rumahnya di Jalan Mukodar RT 04/07, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
PS adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang masih duduk di bangku kelas 6 SD Langensari, Cimahi.
Selain sekolah di SD Langensari, ia juga mengaji di Lembaga Pendidikan Agama Islam (LPAI) At-Taqwa di Kota Cimahi.
Baca juga: Tangis Keluarga Korban Pembunuhan Anak di Cimahi: Saya Ikhlas...
Setelah ditusuk di bagian punggung, PS sempat berlari menyelamatkan diri sejauh 150 meter. Namun ia tumbang sebelum sampai di rumahnya karena kehabisan darah.
Ia pun dilarikan ke RS, namun bocah 12 tahun itu menghembuskan napas terakhir saat perawatan.
Identitas pelaku penusukan PS diketahui adalah Rizaldi Nugraha Gumilar alis Ical (22), warga Gang Saluyu, Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Dari hasil pemeriksaan Rizaldi nekat membunuh PS karena ingin menguasai barang berharga yakni ponsel. Namun saat tahu PS tak membawa ponsel, Rizaldi menusuk bocah yang tak bersalah tersebut.
Baca juga: Polisi Tembak Pembunuh Bocah SD di Cimahi, Melawan saat Diringkus di Tempat Persembunyian
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo, mengungkapkan bahwa pelaku tidak bersikap kooperatif saat ditangkap polisi.
Dia berusaha menyembunyikan barang bukti berupa pisau atau sangkur yang digunakan untuk membunuh korban.
"Pelaku ketika itu bersikap tidak kooperatif dan berupaya menyembunyikan barang bukti," kata Ibrahim, Senin (24/10/2022).
Saat ditelusuri, polisi berhasil menemukan senjata yang digunakan pelaku untuk menusuk korban yang disimpan di rumah orang tuanya.
Baca juga: Kronologi Penangkapan dan Motif Pelaku Pembunuhan Bocah SD di Cimahi
Tak hanya itu, hasil pendalaman pihak kepolisian, orang tua Ical juga menyuruh anaknya tersebut untuk melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran polisi.
"Pada saat itu ketemu (sangkurnya) dan orang tuanya juga menyampaikan untuk menyuruh yang bersangkutan kabur," ujar Ibrahim.