Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru di Lebak Perkosa Anak Kandung Sejak Tahun 2016, Pelaku Sebut Korban Hasil Hubungan Gelap Sang Istri

Kompas.com - 27/10/2022, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - RA (53), seorang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Lebak, Banten memperkosa anaknya.

Perkosaan pertama kali terjadi tahun 2016. Karena tak tahan dengan perlakuan sang ayah, korban pun membuat laporan ke polisi.

Menurut Kasat Reskrim Polres Lebak, Iptu Kurniadi saat diperiksa, RA mengaku sakit hati dan menyebut jika korban adalah anak dari hubungan gelap sang istri dengan pria lain.

"Tersangka ini menduga korban bukan merupakan anaknya melainkan anak hasil hubungan istrinya dengan lelaki lain sewaktu istri tersangka masih pacaran dengan lelaki lain," kata dia, Senin (24/10/2022), dilansir TribunBanten.com.

Baca juga: Sesal Guru SD di Lebak Pemerkosa Anak Kandung Selama 6 Tahun

Sementara itu RA mengaku memperkosa anaknya karena ada rasa sakit jika tak berhubungan badan.

Dia merasa harus dilampiaskan dengan berhubungan badan dengan orang lain, sementara saat berhubungan dengan istrinya tidak ada reaksi.

Setelah ditangkap, dia mengaku telah salah karena memperkosa anaknya.

“Kantung kemih saya sakit, lambung juga sakit, jadi harus disalurkan,” kata dia di Polres Lebak, Selasa (25/10/2022).

Ia juga merasa malu dengan tindakannya dan berulang kali meminta maaf sambil mengatup tangan di depan polisi.

“Malu, banyak-banyak menyesal, waktu itu saya enggak tahu melangkah,” kata RA.

Baca juga: Ayah di Solo Perkosa Anak Tiri, Awalnya Menuduh Korban Pernah Berbuat Asusila

Diperkosa rumah

Sementara itu dari hasil pemeriksaan, korban mengaku dicabuli pertama kali oleh ayah kandung di dalam bus di perjalanan menuju ke pondok pesantren di Jawa Tengah.

Ia menyebut, sepanjang perjalanan RA meraba-raba bagian tubuhnya saat tidur.

Namun, RA menyangkal jika itu adalah pencabulan dan hanya memeluk selayaknya ayah kepada anaknya.

Pemerkosaan dilakukan pada tahun 2017 di rumah tinggal mereka di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak.

Korban yang tengah berada di kamar, dipaksa melakukan hubungan badan oleh RA dengan ancaman sehingga korban ketakutan.

Baca juga: Nasib Pilu 2 Saudara di Riau, Sang Adik yang Lumpuh Dianiaya Ayah Tiri dan Sang Kakak Diperkosa Ayah Kandung

Terhitung lima kali RA mencabuli anak kandungnya dan terakhir adalah pada Juli 2022.

Saat itu, pelaku mengirim pesan melalui WhatsApp dan memaksa korban berhubungan badan.

"Saat itu mengirimkan pesan melalui WhatsApp kepada korban untuk membuka pintu kamarnya. Namun, saat itu, korban tidak membukakan pintu kamarnya dan oleh korban, pintu kamarnya dikunci," kata Kasat Reskrim Polres Lebak, Iptu Andi Kurniadi.

Korban yang sudah tidak tahan kemudian melapor ke polisi dengan dibantu keluarganya yang lain.

Saat ini, RA sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Lebak.

"Karena kan dulu si anak itu umurnya masih 16 tahun, jadi dulu si anak takut karena kan dulu masih di bawah umur jadi dia nurut-nurut aja," terang Andi.

Baca juga: Kisah Memilukan dari Riau, Bocah Lumpuh Disiksa Ayah Tiri, Kakak Korban Diperkosa Bapak Kandung

Atas perbuatannya, RA dijerat pasal berlapis terkait UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara paling lama 9 tahun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Acep Nazmudin | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Bandung
Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Bandung
Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Bandung
Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Bandung
Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Bandung
HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com