Sedangkan untuk mencapai SMP Negeri dan SMA Negeri, anak-anak di Kampung Cijaha harus menempuh jarak 17 kilometer.
"Tapi sekarang itu ada SMP swasta namanya Juantika, kebetulan saya juga ngajar di sana, ngajar pelajar TIK, sekolahnya kecil, bangunannya juga hanya dua kelas, jadi harus giliran masuknya," ungkapnya.
Akibat sulitnya warga mengakses dunia pendidikan, hal itu berdampak pada yang lainnya. Kiki menyebut, di Kampung Cijaha telah lama terbangun budaya putus sekolah.
"Terus ada kendala bahwa ada orangtuanya yang berkemampuan menyekolahkan anaknya, tapi anaknya gak mau sekolah. Terus ada anaknya tuh pengen sekolah, tapi anaknya gak mampu lah," tutur dia.
Di tengah peliknya persoalan itu, Perpustakaan Kampung Bahera hadir menjadi pengisi. Tak aneh, masyarakat sekitar mendukung penuh keberadaan Perpustakaan Kampung Bahera.
"Jadi kita membantu hal itu, para orangtua juga mendukung dan mempersilahkan, dengan adanya Perpustakaan ini dari pertama kegiatan sampai sekarang, belum ada kendala atau yang lainnya," imbuhnya.
Tak hanya itu, hadirnya Perpustakaan Kampung Bahera, menyelamatkan anak-anak sekolah saat terhantam pandemi Covid-19.
Kiki mengatakan, terbentuk dan terbangunnya Perpustakaan Kampung Bahera bertepatan dengan datangnya Covid-19.
Padahal, pemuda yang saat ini masih duduk di bangku kuliah ini bercita-cita membangun perpustakaan sejak SMA.
"Jadi sejarah Perpustakaan Kampung Bahera waktu saya pindah ke sini tahun 2014. Memang keadaan di sini itu jauh akses, SD, SMP, SMA, jadi sebetulnya pengen bikin ini tuh dari dulu zaman SMA. Karena ada keterbatasan, terlaksananya itu pas tahun 2019 pas banget lagi Covid-19," bebernya.
Saat pandemi Covid-19, ia membantu proses kegiatan belajar mengahar (KBM) anak-anak yang terkendala pembelajaran online. Kala itu, ia belum menggunakan rumahnya sebagai tempat belajar anak-anak.
Madrasah, lanjut dia, menjadi tempat pertama atau cikal bakal Perpustakaan Kampung Bahera berdiri. Tenaga pengajar di Madrasah tersebut pun sangat terbatas.
Kiki menyebut, rata-rata pengajar di sana, merupakan alumni-alumni yang pernah mengenyam pendidikan di sana.
"Jadi itu di madrasah itu ada TK sama PAUD, kita tuh pengen ngebantu di sana. Terus para pendidik di sini itu masih dari warga, jadi alumni yang dari TK, PAUD, SD, SMP, SMA, mereka tuh ngajar lagi di tempat itu. Jadi sedikitnya adanya kegiatan si perpustakaan tuh bisa membantu kegiatan di TK sama di Madrasah nya," terang dia.
Adanya sistem pembelajaran online akibat Covid-19, semakin membuatnya mantap mendirikan Perpustakaan Kampung Bahera.