Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Cilame Aas Mohamad Asor menjelaskan, evakuasi ART itu berawal dari informasi sejumlah warga.
Warga mengaku sering mendengar korban menangis setiap malam dalam beberapa bulan terakhir.
Setelah itu, warga juga mengetahui korban sering disuruh keluar rumah saat hujan deras.
"Sudah sekitar dua atau tiga bulanan disiksanya. Hampir setiap malam, korban terdengar menangis," kata dia.
Warga lalu melaporkan hal itu ke perangkat desa dan akhirnya dilakukan evakuasi terhadap korban.
Dalam tindakan itu warga juga didampingi aparat kepolisian dan TNI.
"Saya apresiasi warga yang tidak main hakim sendiri. Saat pendobrakan, warga didampingi aparat dari Babinsa dan Babinkamtibmas mendobrak rumah itu untuk mengevakuasi ART yang diduga menjadi korban kekerasan dan penyekapan tersebut," kata Aas saat dihubungi, Sabtu.
(Penulis : Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Puji Panuntun | Editor : Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.