Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Ular Naga Jawa di Pegunungan Sanggabuana, Begini Wujudnya

Kompas.com - 01/11/2022, 14:58 WIB
Farida Farhan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan ular naga jawa di Pengunungan Sanggabuana, Sabtu (29/10/2022) malam.

Ular naga jawa (Xenodermus javanicus) ini ditemukan oleh SWR bersama Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta dan Sispala Samaru SMA 1 Tegalwaru saat melakukan analisis vegetasi.

"Ular naga ini kami temukan di aliran sungai Curug Cikoleangkak pada malam hari saat herping (mencari amfibi atau reptil). Siangnya kami melakukan analisis vegetasi dibantu oleh teman-teman dari Fakultas Biologi Universitas Nasional dan Sispala Samaru SMA 1 Tegalwaru," kata Deby Sugiri dari Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati (DKKH) Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) dalam keterangannya, Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Pantai Watu Ulo di Jember, Konon Ada Tubuh Ular Naga Jahat

Deby bersama timnya telah mencari jejak ular naga jawa sejak setahun lalu dan baru ditemukan beberapa hari lalu secara tidak sengaja saat melakukan analisis vegetasi.

"Kami telah mencari (ular naga jawa) di Curug Cipanunda di atas KampungTipar yang ada di wilayah Karawang, sampai di Curug Cimata Indung yang hutannya masuk wilayah Purwakarta," kata dia.

Mengenal ular naga Jawa, ciri hingga habitat

Deby menyebut ular naga jawa merupakan jenis ular dari family Xenodermidae. Ular dengan ukuran panjang sekitar 50 sentimeter ini merupakan satwa endemik Jawa, dan tidak ditemukan di pulau lain.

Berbeda dengan naga dalam mitologi yang mempunyai sayap dan mampu menghembuskan napas api, naga jawa tidak mempunyai sayap dan senjata api dari mulutnya. Namun ular naga jawa ini mempunyai sisik yang lebih kasar dibanding ular pada umumnya, lebih mirip dengan sisik biawak.

Ciri khas lainnya yang mirip dengan naga adalah adanya sisik atau duri menonjol yang disebut hemipenial di sepanjang punggung atau bagian dorsal. Barisan hemipenial di bagian dorsal ini berjajar rapi, mirip dengan tubuh naga dalam mitologi.

Hemipenial di belakang kepala ular naga jawa, pada beberapa individu sangat menonjol hingga seperti membentuk tanduk atau mahkota di bagian belakang kepalanya.

Menurut Deby, ular naga jawa menyukai tempat lembab dan berbatu. Ular ini merupakan jenis reptil semi akuatik ini merupakan ular unik dan endemik. Ular naga jawa masuk kategori ular yang tidak berbisa dan cenderung mudah stres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com