“Kalau di dalam literatur masuk jenis ular dataran tinggi, tapi pada saat ditemukan di Curug Cikoleangkak berada di ketinggian sekitar 565 mdpl (meter di atas permukaan laut). Ini masih di dataran menengah. Kami temukan waktu itu sedang makan anak katak atau kecebong," Jelas Deby.
Deby menyebut ular naga jawa adalah ular jenis kecil pemakan ikan dan katak atau kodok serta biasa ditemui di dataran tinggi 1000 m dpl. Ular naga jawa juga merupakan satwa yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jika iklim atau agroklimat berubah maka ular naga jawa ini akan gampang stres dan mati.
Dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List status konservasi Xenodermus javanicus masuk dalam kategori least concern (LR), atau memilki risiko kepunahan yang rendah. Namun dari keterangan Deby Sugiri, ular naga jawa yang unik ini sudah susah ditemui di alam liar.
Ular dengan nama latin Xenodermus javanicus ini dapat dijadikan indikator ekologi. Di mana kawasan yang ditinggali ular naga jawa mengindikasikan ekosistem masih bagus.
Selain di Pegunungan Sanggabuana, Deby berkata, ular ini juga ditemukan di sekitaran Curug Cikoleangkak.
“Namun jika ekosistemnya berubah, misalnya banyak alih fungsi lahan hutan atau penebangan pohon yang masif dan mempengaruhi kelembaban kawasan di sekitar habitat hidup ular naga jawa, maka populasinya akan menurun atau hilang," kata Deby.
Uce Sukendar Kepala Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati (DKKH) Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) membenarkan temuan ular naga jawa di Pegunungan Sanggabuana ini.
Baca juga: Cari Cuaca Hangat, Ribuan Burung Raptor Bermigrasi Ribuan Kilometer Lintasi Pegunungan Sanggabuana
Satwa tersebut, kata Uce, menambah daftar keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana yang sedang SCF kaji untuk bahan usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi Kawasan Pelestarian alam dalam bentuk Taman Nasional.
"Ternyata mitos ular naga penunggu Sanggabuana memang benar ada, bukan ular naga dalam cerita mitologi seperti di film Eragon, tetapi bener-bener ular dari jenis Xenodermus javanicus," ujar dia.
Sebelumnya SCF sudah merilis temuan hasil eksplorasinya di Pegunungan Sanggabuana Jawa Barat. Dalam release SCF, Pegunungan Sanggabuana merupakan habitat dari 5 jenis primata, yang 3 diantaranya merupakan primata endemik jawa, dan 1 endemik Jawa Barat.
151 jenis burung dari 52 family juga sudah teridentifikasi oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition. Pada tahun ini, SCF juga merilis video macan tutul jawa dan macan kumbang (Panthera pardus melas) yang terekam oleh kamera trap yang dipasang oleh tim SCF di Pegunungan Sanggabuana selama satu tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.