Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keponakannya Dianiaya Saat Bekerja di Bandung Barat, Paman Rohimah: Lebih Baik Kerja di Kampung

Kompas.com - 04/11/2022, 11:16 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Rohimah (29), asisten rumah tangga (ART) yang menjadi korban penganiayaan pasangan suami istri di Kabupaten Bandung Barat (KBB), telah pulang ke rumahnya di Desa Pangereunan, Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat (Jabar), pada Rabu (2/11/2022).

Sekembalinya ke kampung halaman, Rohimah mengaku enggan bekerja lagi sebagai ART. Dia lebih memilih tinggal di rumah bersama anak serta orangtuanya.

“Tidak mau lagi (kerja jadi ART), ingin tinggal di kampung saja,” kata Rohimah, Kamis (3/11/2022).

Sementara itu, Paman Rohimah, Kamil (49) mengatakan, sejak ditinggal suaminya tak lama setelah melahirkan anaknya, Rohimah memutuskan untuk bekerja sebagai ART.

Baca juga: Disiksa Majikan di Bandung Barat, Rohimah Kapok Kerja Jadi ART, Pilih Tinggal di Garut

"Biasanya memang kerja bantu-bantu (ART). Sebelumnya hanya di sekitar sini, tapi suka ke Bandung juga,” ujar Kamil.

Rohimah, menurut Kamil, memilih bekerja sebagai ART karena tidak memiliki pilihan lain. Perempuan yang mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar (SD) ini merasa tak punya keahlian lain.

Ditambah lagi, lanjut Kamil, Rohimah kini harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri serta anaknya.

“Sudah dua kali nikah, tapi cerai, punya anak dari suami yang kedua. Sejak itu Rohimah pilih bekerja jadi ART,” jelasnya.

Gaji dipotong, HP disita

Kamil menceritakan, Rohimah bekerja sebagai ART di KBB usai menerima informasi dari tetangganya di Garut.

Baca juga: Sosok Yulio dan Loura, Majikan yang Aniaya ART di Bandung Barat, Jarang di Rumah hingga kerap Potong Gaji ART

Awalnya dia dijanjikan akan diberi upah sebesar Rp 2 juta, namun gaji yang diterimanya hanya Rp 1,5 juta dan terus berkurang setiap bulannya.

Selain upahnya dipotong, HP Rohimah pun ternyata disita oleh sang majikan sehingga dia tak dapat berkomunikasi dengan keluarganya.

“Dua bulan setelah kerja tidak ada kontak lagi. Setelah terakhir kontak ke adiknya, (Rohimah) minta dijemput pulang karena dipukuli majikannya, ternyata HP-nya diamankan majikannya setelah ketahuan laporan minta dijemput pulang,” ungkapnya.

Cari kerja di kampung

Paman Rohimah yang lain, Ade Rahmat (47), menuturkan bahwa adik perempuan Rohimah pun kini ada yang bekerja sebagai ART di Bandung.

Akibat kejadian yang menimpa Rohimah, dia mengaku, pihak keluarga trauma dan berharap tak ada lagi anggota keluarga yang bekerja sebagai ART di kota.

Baca juga: Pulang ke Garut, Rohimah ART yang Disiksa Majikannya di Bandung Barat Disambut Tangisan Sang Anak

Menurutnya, lebih baik mereka mencari pekerjaan di kampung meski peluangnya sangat kecil.

Pernyataan DP2KBP3A Garut

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Garut, Rahmat Wibawa, turut mengunjungi Rohimah di kediamannya.

Dia menyarankan agar Rohimah tak perlu lagi bekerja sebagai ART dan memilih profesi lain untuk membiayai kehidupan keluarganya.

Dia menyatakan, pihaknya akan berusaha memberikan bantuan berupa modal kepada Rohimah.

“Kita coba tawarkan pelatihan-pelatihan keterampilan dan permodalan untuk usaha agar tidak perlu lagi kerja jadi ART. Bentuk pelatihan nanti disesuaikan dengan minat dan bakatnya,” terangnya.

Baca juga: Trauma Dianiaya Majikan, ART di Bandung Barat Sempat Telepon Orangtua Minta Pulang

Pelatihan itu, Rahmat menyampaikan, bisa diikuti Rohimah jika telah merasa siap menjalaninya.

Meski begitu, dia melanjutkan, pihaknya pun mempersilakan bila saat ini Rohimah hendak berkumpul terlebih dahulu bersama keluarga sembari menenangkan diri.

“Kita juga tadi menawarkan fasilitas rumah aman di P2TP2A Garut jika memang perlu tempat istirahat untuk menenangkan diri dan melepas trauma, karena ada psikolog yang bisa mendampingi," ujar Rahmat.

"Tapi kita juga menghargai keinginan Rohimah untuk kumpul dengan keluarganya,” pungkasnya.

Sosok pelaku penganiayaan Rohimah

Yulio Kristian (29), serta istrinya, Loura Francilia (29), merupakan majikan sekaligus pelaku penganiayaan terhadap Rohimah.

Baca juga: Bantah Sekap ART-nya, Pasutri di Bandung Barat Sebut Gembok Rumah karena Kebiasaan

Mereka diduga menyekap dan menganiaya Rohimah di kediamannya yang terletak di Perumahan Bukit Permata, Blok G1, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB, Jabar.

Rohimah mengungkapkan, kedua majikannya itu jarang berada di rumah. Dalam satu minggu, pasutri itu hanya pulang ke rumah selama dua hari.

"Senin sampai Jumat tidak ada di rumah. Di rumah cuma Sabtu dan Minggu saja, saya tidak tahu mereka kerja apa," tutur Rohimah.

Dia membeberkan, dari kedua majikannya itu, yang pertama kali memukulnya adalah Yulio hanya karena Rohimah lupa mematikan keran air.

"Saya ingat yang pertama kali memukul saya adalah suaminya (Yulio), saat itu gara-gara lupa mematikan keran air," katanya.

Rohimah pun dilarang berkomunikasi dengan tetangga, sehingga setiap kali majikannya pergi, dia dipaksa berdiam di dalam rumah dengan pintu terkunci.

Tak hanya itu, dia memaparkan, majikannya kerap memotong atau bahkan tak membayarkan upahnya karena kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.

"Sekali buat kesalahan itu didenda Rp 100 ribu," paparnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Gloria Setyvani Putri, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com