BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Seorang pelajar SMA menjadi pelaku utama pembacokan terhadap seorang siswa SMK di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Pelajar tersebut merupakan bagian dari belasan pelajar yang terlibat dalam aksi pengeroyokan. Sementara 16 pelajar lainnya sudah menjalani proses hukum dan dikembalikan kepada orangtua mereka masing-masing.
Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Luthfi Olot Gigantara mengatakan, polisi masih mengejar pelaku utama yang mana pelaku diketahui berinisial RMF saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
"Satu orang lagi berinisial RMF yang masih di bawah umur 18 tahun masih kami lakukan pengejaran yang melakukan penebasan," ungkap Luthfi saat gelar perkara di Mapolres Cimahi, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: 16 Pelajar Penganiaya Siswa SMK di Bandung Barat Dipulangkan, tapi Wajib Lapor
RMF merupakan anggota dari kelompok berandalan bermotor di mana dirinya menebaskan senjata tajam berupa golok kepada korban yang masih duduk di bangku SMK.
"Barang bukti golok yang digunakan pelaku sudah kami amankan. Barang bukti lainnya berupa rekaman CCTV, jaket dengan berbagai warna, topi, helm, dan 3 unit kendaraan roda 2 seperti yang terekam kamera CCTV," kata Luthfi.
Aksi pengeroyokan itu bermula saat rombongan korban yang berjumlah 7 motor hendak pulang ke rumah usai berswafoto di kawasan Kota Baru Parahyangan.
Baca juga: 16 Pelaku Pembacokan Siswa SMK di Bandung Barat Diringkus Polisi
Rombongan korban kemudian berpapasan dengan rombongan pelaku yang berjumlah 10 motor, saat berpapasan rombongan pelaku tersinggung karena bertatapan.
"Mereka berpapasan di jalan, kemudian karena merasa tidak terima pelaku ini mengejar korban dan melakukan aksi pengeroyokan," ujar Luthfi.
Juhana (50), orangtua korban mengungkap, akibat aksi pengeroyokan itu, anaknya mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian lengan kanan dengan luka cukup seirus.
Saat ini korban masih dirawat intensif di rumah sakit setelah menjalankan operasi bekas sabetan golok oleh pelaku.
"Anak saya sampai harus operasi karena ada luka sobek dan ada tulangnya yang putus. Sekarang masih di rumah sakit. Alhamdulillah sudah dioperasi," ucap Juhana.
Menurutnya, anaknya sama sekali tidak tergabung dalam kelompok motor manapun. Rombongan yang pergi bersamanya hanyalah rombongan teman sekolah yang selesai menggelar reuni kecil-kecilan.
"Cuma jalan-jalan. Pamitnya mau reunian. Pas mau pulang kemudian dibuntuti sama para pelaku," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.