KOMPAS.com - SAN (29) ditetapkan sebagai tersangka penipuan yang mengakibatkan ratusan mahasiswa di Bogor, Jawa Barat terlibat pinjaman online (pinjol).
Nilai utang yang harus dibayarkan para korban kepada pihak pinjaman online pun nilainya beragam.
Hal tersebut membuat sejumlah orang tua dari korban yang rata-rata di dominasi mahasiswa ini juga ikut resah.
Seorang ibu berinisial L bercerita anaknya juga menjadi korban penipuan oleh SAN. Sejak kasus tersebut mencuat, ia mengaku anaknya tertekan dan selalu ketakutan.
"Anak saya merasa tertekan. Dia jadi ga fokus belajar. Selama ini juga dia merasa takut," kata L saat melengkapi berkas aduan di Mako Polresta Bogor Kota, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: SAN Menipu 317 Mahasiswa di Bogor, Kerugian Korban Capai Rp 2,3 Miliar dari Berbagai Aplikasi Pinjol
Ia mengatakan anaknya ketakutan karena mendapat teror dari pinjol yang meminta untuk segera membayar angsuran.
"Nah, dia lagi belajar terus ada tuh masuk WA atau telpon dari debt colector yang nagih pinjolnya. Itu sering banget. Mankannya merasa tertekan dan keganggu belajarnya," ungkapnya.
Ia mengaku awalnya tak tahu jika anaknya juga menjadi korban penipuan online. L pun mengaku terkejut saat anaknya bercerita karena tak kuat menanggung teror dari pinjol.
"Awalnya ya seperti itu. Masuk tagihan dari aplikasi. Nah, baru disitu anak saya cerita. Taunya dia juga korban dari SAN," tambahnya.
L bercerita jika dihitung, anaknya harus membayar angguran senilai Rp 11 juta ke aplikasi online. Namun ia menegaskan tak akan membayar karena anaknya adalah korban.
"Nilai angsuran yang harus dibayar anak saya itu 11 juta. Tapi, saya gaakan keluarkan itu. Toh anak saya juga korban kan," katanya.
Menurut L, anaknya mengaku mendapatkan keuntungan 10 persen yang dijanjikan SAN. Terhitung, sudah tiga kali anaknya mendapat persentase itu dengan nilai Rp 50 ribu.
"Tiga kali ya anak saya dapatnya. Itu nilainya 50.000. Setelah itu ga dapat dapat lagi," tambah dia.
Sementara itu orangtua korban lainnya, DA bercerita jika anaknya dan anggota keluarganya sudah mendapat teror sebanyak puluhan kali dari pinjol.
"Kebetulan saya tidak mendapatkan, mungkin hanya telpon yang sehari bisa 30 kali ke semua anggota keluarga, saya 30 kali, dan chat juga tagihan sampai 30 kali juga lah, intinya puluhan kali," kata DA.
DA mengatakan hal itu sangat mengganggu keluarganya.
"Sangat mengganggu. Apalagi kan suami saya kerja, dikantor juga ditelponin, itu mengganggu," ungkapnya.
Terkait nilai angsuran yang harus dibayar, kata DA anaknya harus membayar hingga puluhan juta.
"Kalau anak saya Rp 6 juta, ada yang Rp 20 juta juga," katanya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Rizka Fadhila mengatakan kasus ini sudah masuk ke tahap penyidikan.
"Saat ini LP tahap penyelidikan namun melihat pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang telah dikumpulkan oleh penyidik untuk penanganan di Polresta Bogor kota akan naik ke tahap penyidikan," kata Rizka.
Pihaknya pun saat ini tetap akan membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang ikut terkena penipuan ini.
"Terkait dengan posko nanti kami akan menyiapkan posko bagi korban-korban yang merasa bahwa dirinya menjadi korban penipuan dapat melaporkan posko yang akan disiapkan di lantai 1 di gedung Satreskrim," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Anaknya jadi Korban Penipuan Online, Emak-Emak di Kota Bogor Curhat: Anak Saya Tertekan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.