Permodalan nuga menjadi kendala. Arip mengaku sudah mendengar bahwa ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Pemerintah. Namun menurutnya belum disosialisasikan secara masif perihal mekanisme KUR di kalangan petani Desa Kampungsawah.
"Jangan sampai petani kami terlilit lintah darat untuk permodalan. Ini bisa mengganggu musim tanam," ujar dia.
Sedangkan jika tanpa modal, petani akan kesulitan mencapai IP400 yang saat ini tengah didorong oleh Pemerintah. Maka menurutnya, ketahanan pangan akan menjadi omong kosong belaka karena di tingkat akar rumput petani kewalahan permodalan.
Arip berujar, setiap habis panen bukan waktunya menikmati hasil yang sudah ditanam selama empat bulan, tapi saatnya membayar utang. Ada yang membayar utang dengan uang tapi bunga tinggi, biasanya lebih dari 20 persen, atau membayar dengan gabah tapi harga gabahnya dibuat murah hingga Rp 3.000 pe kilogram gabah panen.
Gapoktan, kata Arip, sedang memikirkan bagaimana caranya agar para petani tidak terjerat sistem utang yang seperti itu.
Arip berkata harga gabah kadang naik namun sering jatuh. Sehingga, di Desa Kampungsawah menerapkan sistem lelang. Siapa yang menawar lebih tinggi itu yang dapat gabah hasil panen.
Namun sistem lelang ini juga ada kelemahannya. Dimana para calo atau tangkulak memainkan harga gabah.
"Sehingga harga gabah dipetani menjadi tidak sesuai dengan kualitas hasil panen," ujar dia.
Baca juga: Cerita Petani Milenial Budidaya Udang Vaname di Karawang, Panen hingga 1.337 Kilogram
Beberapa petani, kata dia, ada yang menyimpan hasil panen jika harga tidak bagus. Kalau petani punya mesin penggilingan, maka gabah akan digiling sendiri menjadi beras lalu dijual ke pasar.
"Saat ini Gapoktan mencoba mengemas beras yang dihasilkan dari lertanian Kampungsawah menjadi produk nasi liwet instan. Semoga kedepannya bisa berkembang dan semakin mampu menyerap hasil panen dari para petani Kampungsawah," ujar dia.
Adapun untuk menjaga ketahanan pangan untuk ia dan keluarganya, Arip menanam berbagai kebutuhan. Misalnya cabai, kangkung, bayam, okra, pisang, dan kelapa.
"Di balong (kolam) ada ikan gurame, nila, lele, mas, bawal dan jambal," tutup Arip.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.