Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Cianjur Kerap Dilanda Gempa Susulan hingga Ratusan Kali

Kompas.com - 25/11/2022, 09:50 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 162 kali gempa susulan terjadi di Cianjur, Jawa Barat, hingga Rabu, 23 November 2022 pukul 08.00 WIB.

Rentetan gempa susulan itu terjadi mulai magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur akan semakin melandai dalam waktu empat hari ke depan sejak 22 November yang lalu.

Baca juga: 6 Guru TK dan 1 Sopir Tertimbun Tanah Longsor akibat Gempa Cianjur, Mobil yang Membawa Mereka Ditemukan

Sementara Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi menyebutkan, sampai Rabu pukul 15.00 WIB, jumlah gempa susulan 171 gempa.

"Mulai jam 7 pagi sampai sore hari, ada penambahan yang dirasakan 3, namun kekuatannya rendah," kata Suko dalam konferensi pers secara daring dilansir dari Kompas.com, Rabu.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.

"Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. Insya Allah, dalam kurun waku empat hari ke depan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil," ungkap Dwikorita dilansir Kompas.com dari siaran pers di situs resmi BMKG, bmkg.go.id, Rabu (23/11/2022).

Gempa susulan terjadi setelah gempa bumi utama karena energi yang dikeluarkan belum semua dilepaskan.

Pelepasan energi yang masih tersisa inilah menjadi gempa bumi susulan.

Gempa bumi adalah peritiwa pelepasan energi pada batuan kerak bumi. Salah satu energi itu adalah energi gelombang yang disebut gelombang seismik.

Sementara itu, Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Gayatri Indah Marliyani menyatakan bahwa aktivitas kegempaan di Pulau Jawa bagian barat akibat sesar aktif di darat lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa.

Dilansir Antaranews.com, Kamis (24/11/2022), Gayatri menjelaskan, gempa yang terjadi di darat seperti di Cianjur, Jawa Barat, biasanya memiliki kedalaman yang dangkal, kurang dari 15 kilometer, sehingga guncangan yang dirasakan begitu kuat di permukaan.

"Jika jalur sesar di darat ini dekat dengan wilayah permukiman, harus diwaspadai," ujar Gayatri.

Menurut Gayatri, munculnya pusat gempa di daratan dipicu sumber gempa yang berada pada zona subduksi, serta sumber gempa lain berupa sesar-sesar aktif yang berada di darat.

Ia menjelaskan, di Jawa banyak sesar aktif yang sudah teridentifikasi dengan baik, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Opak, Sesar Baribis, Sesar Kendeng dan lainnya.

Bencana gempa di Cianjur dengan magnitudo cukup besar 5,6 dan hiposenter dangkal 11 km, menurut Gayatri, disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di darat.

Baca juga: 6 Guru TK dan 1 Sopir Tertimbun Tanah Longsor akibat Gempa Cianjur, Mobil yang Membawa Mereka Ditemukan

"Sumber gempa yang dekat dengan permukaan serta magnitudo yang cukup besar menyebabkan dampak merusak yang cukup meluas, terutama di sepanjang jalur sesar tersebut," katanya.

Sementara banyaknya tanah longsor akibat gempa, lanjut Gayatri, karena di wilayah Cianjur, Sukabumi, dan Bogor banyak jenis batuan dengan kemiringan lereng yang tinggi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com