Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Asep Lawan Modernisasi untuk Pertahankan Identitas Kampung Langseng di Cileunyi

Kompas.com - 25/11/2022, 12:33 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Mengubah cara berjualan agar tetap bertahan

Sebagian besar pengguna langseng adalah mereka yang masih menggunakan tungku kayu bakar.

Namun ada juga pengguna kompor gas yang masih menggunakan langseng. Rata-rata, lanjut dia, saat ini langseng lebih sering digunakan untuk memasak berkenaan seremonial tertentu.

"Biasanya buat acara atau hajatan, dan biasanya tuh langseng dengan ukuran yang tinggi dan lebar yang memungkinkan menanak nasi banyak dalam satu kali proses masak, itu yang lebih laku, kalau buat acara," tuturnya.

Baca juga: Batang Kuantan, Sungai di Sumatera yang Terkenal dengan Tradisi Pacu Jalur

Biasanya, Asep menjual langseng dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 85.000 hingga Rp 1,5 juta per set tergantung ukuran.

Seiring dengan semakin mengurangnya  pembeli di pasar.Para pembuat dandang langseng tak kehabisan akal. Teknik berjualan mereka juga mengalami perubahan besar.

Yang dulunya laris di pasar-pasar daerah sekitar kini langseng harus diangkut menuju pelosok luar pulau.

"Mau tidak mau harus jemput bola lah, demi terus bertahan ya luar daerah atau luar pulau juga kami siapkan," imbuhnya.

Teknik menjemput bola, sambung Asep, sangat optimal menahan terjangan alat-alat elektrik modern.

Asep mengaku menyasar daerah-daerah terpencil yang masih jauh dari modernitas, seperti Seperti Sumatera, Flores, dan desa-desa pelosok lainnya. Di sana mereka akan mengontrak rumah dan menjual langseng ke sudut jalanan desa.

"Alhamdulilah sekali berangkat sampai dua truk besar, ya tujuannya daerah yang belum terjangkau alat-alat yang modern," tambahnya.

Baca juga: Merawat Mangrove di Ujung Pesisir Sumatera Selatan

Asep menilai cara ini efektif, mengingat seiring waktu langseng yang telah tergeser oleh kecanggihan teknologi.

Selain itu, cara ini juga sangat ampuh mana kala dua tahun lalu ia dan yang lainnya harus tertatih bertahan dari gempuran pandemi Covid-19.

Entah sampai kapan Asep dan penggiat yang lainnya mampu mempertahankan Kampung Langseng tersebut.

Sebuah tanda tanya besar yang kerap menganggu, selain dari pada produk asing yang tanpa henti mengkerdilkan usaha mereka.

"Mudah-mudahan masih bisa bertahan, ini mah warisan, saya terus berupaya bertahan aja, bukan hanya saya dan keluarga tapi identitas Kampung ini juga harus dipertahankan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com