"Tapi sekarang belum ada yang ngungsi, cuma sudah bersiap-siap karena warga di sini kalau di bilang sudah biasa ya sudah biasa," tambahnya.
Menurutnya, ketika hujan datang, biasanya terjadi pertemuan antara Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum yang mengakibatkan debit air tinggi dan meluap ke pemukiman warga.
"Jadi itu sebetulnya pertemuan dari aliran Sungai Cikapundung ke induknya Citarum, volumenya tinggi dan akhirnya ke kita juga terdampak," ujarnya.
Banjir tersebut, baru bisa surut cukup lama, meski sudah ada perbaikan tanggul di sepanjang sungai.
"Terus pintu air-nya bermasalah atau banyak yang rusak," imbuh dia.
Saeful mengaku bosan dengan kondisi tersebut. Ia berharap, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung bisa segera memperbaiki pintu air atau mencarikan solusi bagi warga Kampung Leuwi Bandung.
"Mudah-mudahan segera ada solusi untuk persoalan ini, karena tiap hujan deras pasti kaya gini," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.