BANDUNG, KOMPAS.com - Mutia Isfahani Febrianti (22), anak dari Muhamad Mubin (63), seorang purnawirawan TNI yang tewas dibunuh oleh terdakwa Hendry Hernando di Lembang pada Agustus lalu, memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri (PN) Bale Bandung, pada Selasa (29/11/2022).
Dalam kesaksiannya, Mutia menceritakan saat pertama kali mengetahui ayahnya menjadi korban penusukan hingga menyebabkan kehilangan nyawa.
Ia menyampaikan, orang yang pertama memberikan informasi terkait peristiwa nahas itu yakni ketua RW di kediamannya.
Saat itu, ketua RW memperlihatkan sebuah berita dari media sosial Instagram.
Baca juga: Pembunuh Purnawirawan TNI di Lembang Didakwa Pasal Berlapis dengan Hukuman Seumur Hidup
"Saat ketua RW datang, dia memastikan apakah korban merupakan ayah saya. (Ketua) RW itu ngasih lihat berita di Instagram," katanya saat memberikan kesaksian, Selasa (29/11/2022).
Selang beberapa saat, lanjut dia, barulah pihak Polsek Lembang yang menyusul mendatanginya untuk memberikan informasi yang sama.
Pihak Polsek Lembang, sambung dia, meminta pihak keluarga korban untuk langsung mendatangi rumah sakit.
Meutia menyebutkan, sebelum jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih, jenazah terlebih dahulu dibawa ke Rumah Sakit Sespim Polri.
"Saya sama keluarga baru datang ke rumah sakit setelah pihak Polsek Lembang datang," ujarnya.
Sesampainya di Rumah Sakit Sartika Asih, ia dan keluarga tidak diperkenankan untuk melihat kondisi korban seutuhnya.
Mutia menyebutkan, ia dan keluarga hanya bisa melihat bagian wajah ayahnya.
"Saya hanya melihat jenazah korban itu wajah sampai leher, sisanya ditutup pakai kain putih. Di leher kanan ada luka, kemudian dari mulut keluar darah, dari kain putih yang menutupi tubuh ayah saya masih merembes darah dari dada sampai perut," kata dia.
Usai melihat kondisi jenazah ayahnya, Mutia baru mencari secara detail kejadian yang menimpa sang ayah dari pemberitaan.
"Saya lebih banyak tahu tentang apa yang menimpa bapak saya itu setelah di rumah sakit, melalui berita yang saya baca waktu di RS," tambahnya.
Selain itu, pihak RS Sartika Asih, dalam hal ini dokter yang menangani, tak menyampaikan kepada pihak keluarga alasan kematian korban.