KOMPAS.com - Warga yang menjadi korban gempa Cianjur enggan mengungsi di tenda pengungsian.
Mereka memilih mendirikan tenda kecil di sekitar rumahnya untuk ditinggali sementara lantaran takut kemalingan.
Warga Kampung Buniaga, Ciherang, Cianjur, Jawa Barat, Ucu (32) bercerita, hari pertama setelah gempa banyak sekali maling yang berkeliaran di kampungnya.
"Takut, kemarin hari pertama gempa kan banyak maling pada malam. Itu banyak maling," ujar dia dikutip dari Tribunnews.com, Selasa.
Baca juga: Perjuangan Ahmad, Sudah 7 Hari Mencari Keluarganya yang Hilang akibat Gempa Cianjur
Dia mengungkapkan, beberapa warga ada yang motornya hilang diambil oleh maling.
"Ada motor warga yang hilang," ucap dia.
Kendati demikian, dia bersyukur lantaran barang-barang miliknya tak ada yang hilang lantaran aksi maling berhasil dicegat.
"Enggak (ada barang hilang). Di sini mah pada dikejar sama bapak-bapak," ucap dia.
Menurut dia, sejumlah warga bergantian melakukan ronda malam agar menjaga barang-barang.
"Bapak-bapak di sini banyak yang ronda malam pada enggak tidur. Takut ada maling," imbuh dia.
Untuk berjaga-jaga, dia sendiri memilih tinggal di sebuah tenda kecil di samping rumahnya karena takut maling menjarah rumahnya.
"Kalau ninggalin rumah takut (barang dimaling)," kata dia.
Selain itu, warga korban gempa yang berada di pengungsian juga mulai terserang penyakit hingga harus dirawat di rumah sakit.
Kebanyakan dari mereka mengalami sesak napas hingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Cianjur.
"Kebanyakan sesak napas. Mungkin karena kedinginan dan segala macamnya (saat di tenda pengungsian)," kata seorang tenaga kesehatan di RSUD Cimacan.