KOMPAS.com - Tangis Sri Kania Wahyuni (34) tak terbendung. Upayanya meminta pertolongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pencarian jasad korban gempa Cianjur tak dihentikan, pupus.
Sri tak berhasil menemui Jokowi saat Kepala Negara kembali mendatangi Cianjur, Senin (5/12/2022), untuk meninjau lokasi hunian tetap bagi para korban gempa Cianjur.
Baca juga: Truk Logistik untuk Korban Gempa Cianjur Terguling di Bandung Barat
Sudah 14 hari Sri berada di Cianjur, sejak mendengar kabar ibunya, Dewi Heriani (55) dan adiknya, Muhammad Ikhsan Faturohman (22), ikut terkubur longsor saat gempa mengguncang Cianjur pada 21 November lalu.
Namun, Sri tak pernah kehilangan harapan. Dia yakin jasad kedua orang yang sangat dicintainya itu akan ditemukan.
Berbekal harapan itu pula, sejak pagi hari, Sri sudah berangkat ke Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur dengan harapan bertemu Jokowi.
Kabar bahwa Presiden akan ke sana untuk meninjau pembangunan ratusan rumah tahan gempa bagi para korban bencana memicu semangatnya.
Ditemani beberapa warga Kampung/Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Sri menunggu persis di pinggir lokasi yang hendak dipakai untuk pembangunan rumah tahan gempa.
Dia menunggu Presiden melintas sebelum naik ke mobil yang akan membawa Kepala Negara kembali ke Jakarta.
Wajah Sri berubah tegang saat rombongan Presiden terlihat muncul dari kejauhan. Sekuat tenaga dia berlari sambil menangis, memanggil-manggil Jokowi.
Dia berteriak dan memohon saat jarak antara dirinya dengan Presiden hanya terpaut tiga meteran.
"Pak Jokowi, saya mohon agar pencarian terus dilakukan. Ibu dan adik saya belum ditemukan," mohon Sri berulang-ulang sambil mengacungkan tangan.
Namun, karena terhalang orang-orang di depannya yang juga ikut berdesakan menyambut Presiden, teriakan Sri tak terdengar.
Jokowi hanya sempat menyapa beberapa warga yang berada persis di depannya. Sementara Sri yang terus memohon sambil mengacungkan tangan tak sempat terlihat.
Hingga akhirnya Jokowi berlalu, Sri masih terdengar memohon, lirih, agar pencarian diteruskan.
"Kalau diperbolehkan akan cari sendiri, keluarga saya banyak. Saya akan mencangkul sendiri, tapi enggak boleh," tutur Sri sambil menangis.