Rata-rata warga yang terdampak banjir, kata dia, sudah tidak lagi memiliki harapan lebih, selain menginginkan banjir segera surut dan tertangani.
Selain itu, warga juga sudah tak memiliki barang-barang, lantaran sudah habis dan rusak oleh luapan Sungai Cikapundung.
"Kalau soal barang mah saya sudah enggak punya apa-apa, karena sudah habis kena air," paparnya.
Baca juga: Banjir di Jalan Nasional Menuju Bandara YIA, Kendaraan Memadat dan Sempat Tersendat
Menurutnya, banjir yang terjadi hari ini belum berada pada puncaknya. Biasanya, di bulan Januari, hingga April merupakan puncak dari banjir tersebut.
Dalam setahun, Kampung Cijagra, bisa dilanda banjir sebanyak tiga kali.
"Puncak Banjir, Januari, Febuari, Maret, April sampai jalan utama itu sampai lutut, kalau di daerah rumah bisa sampai atap rumah," ungkap dia.
Deni membenarkan jika sampai hari kelima, belum ada tindakan apapun dari pemerintah setempat untuk menindaklanjuti banjir tahunan tersebut.
"Sejak saya jadi Kadus juga tidak ada bantuan. Untuk banjir sekarang pihak Kades dan Camat belum ada yang turun meninjau langsung," tutur dia.
Baca juga: 4 Hari Terakhir, Banjir Luapan Sungai Cikapundung Rendam 1.000 Rumah di Kampung Cijagra Bandung
Kompas.com sudah berupaya menghubungi serta mendatangi kantor dinas terkait untuk mengkonfirmasi ihwal banjir yang melanda Kampung Cijagra.
Tidak hanya itu, Kompas.com juga sudah mencoba menghubungi bahkan datang langsung ke Kantor Kecamatan untuk menanyakan soal bantuan dan tindakan penanganan banjir tersebut.
Namun, hingga berita ini ditulis, semua narasumber yang sudah dihubungi dan didatangi untuk dikonfirmasi masih belum memberikan jawaban apa pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.