GARUT, KOMPAS.com– 22 Desember menjadi momen istimewa bagi tiap ibu di Indonesia, karena telah ditetapkan menjadi hari ibu yang diperingati secara nasional dalam berbagai bentuk kegiatan oleh pemerintah.
Perjuangan seorang ibu dalam keluarga sebagai lingkungan terkecil dalam sebuah negara, menjadi inspirasi dan teladan.
Peran besar seorang ibu dalam keluarga, menjadi penting karena negara ini bergantung pada generasi berikut yang kualitasnya bergantung pada pendidikan pertama yang diterima tiap anak di lingkungan keluarganya.
“Ibu itu pendidik pertama dan utama bagi anak, apa yang dilakukan ibu, akan ditiru oleh anaknya,” jelas Profesor Ummu Salamah, salah satu guru besar ilmu sosial di Universitas Pasundan Bandung dan juga Dekan Fakultas Informasi dan Komunikasi (Fikom) Universitas Garut.
Baca juga: Menteri PPPA: Selamat Hari Ibu, Teruslah Berkarya untuk Jadi Perempuan yang Berdaya
Ummu yang ditemui di kediamannya di bilangan Jalan Patriot, Sukagalilh Tarogong Kidul, Rabu (21/12/2022), adalah salah satu perempuan asli Garut yang berhasil menyandang gelar tertinggi dalam dunia akademik.
Keberhasilan Ummu meraih gelar tersebut, ternyata ditularkan pada enam anaknya yang saat ini juga ada yang sudah menyandang gelar guru besar.
Dari enam anak yang semuanya laki-laki, saat ini hampir semuanya telah menyandang gelar S3.
Bahkan satu di antaranya yaitu Muhammad Ali Ramdani berhasil meraih gelar guru besar pada usia 34 tahun dan saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam pada Kementerian Agama.
Selain itu ada juga anaknya yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Garut yaitu Abdusy Syakur Amien.
“Tinggal satu yang belum S3, karena ngambil S2-nya dari banyak jurusan,” kata perempuan yang saat ini juga memimpin Yayasan Musadaddiyah yang memiliki sekolah hingga perguruan tinggi di Garut.
Baca juga: Malam Tahun Baru di Garut, Keramaian Diperbolehkan, Pusat Kota Diberlakukan Car Free Night
Keberhasilan Ummu dalam meraih gelar guru besar dan mendidik enam anak laki-lakinya.
Menurutnya, tidak lepas dari peran almarhum suaminya yaitu Profesor Cecep Syarifudin, seorang akademisi yang juga politikus yang sempat menjadi anggota DPR-RI beberapa periode.
“Bapak (almarhum), menanamkan visi dalam keluarga maju dalam kebersamaan, jadi saya didorong untuk sekolah setinggi-tingginya agar bisa menjadi contoh buat anak-anak, makanya anak-anak tidak ada yang susah disuruh kuliah,” kata Ummu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.