Dia menyebutkan, sejak pertama kali tinggal di Kampung Cerem kondisi jalan tersebut tidak pernah kunjung diperbaiki.
Bahkan, kata dia, jalan tersebut belum pernah diperbaiki sejak 25 tahun lalu.
"Kondisi kaya gini tuh sudah lama, semenjak saya kerja di perkebunan Paranggong 20 tahun lalu, tapi jauh sebelum saya ke sini juga kondisi Jalan ini emang enggak gini, rusak dan belum pernah diperbaiki," katanya ditemui, Selasa (3/1/2023).
Baca juga: Warga Bandung Barat Tanam Pohon Pisang sebagai Aksi Protes Jalan Rusak
Warga yang bekerja di perkebunan Paranggo atau memiliki lahan dan berkebun di sepanjang jalan tersebut, sudah dipastikan akan terhambat aktivitasnya.
Saat musim panen, kata dia, para petani di dua desa tersebut kerap mengeluhkan kondisi jalan, lantaran suplai sayuran yang terhambat serta kost perjalanan yang membengkak.
Gunawan mengungkapkan untuk mencapai Ciwidey saja, warga kedua Desa, harus menghabiskan waktu selama tiga jam.
"Sangat mengganggu aktivitas kerja, ya maunya bagus, jadi perjalanan lebih cepat. Ini kan perjalanan dari Paranggong ke Ciwidey tiga jam, kalau misalkan bagus ya 1,5 jam mah nyampe," tambah dia.
Sejak pensiun di perkebunan Paranggo, hampir dua minggu sekali, dia menggunakan jalan tersebut.
Biasanya, dia menggunakan jalan itu untuk menjual hasil panen atau pergi berkebun.
Dia menambahkan, kondisi jalan yang buruk tersebut memanjang dari Kabupaten Bandung hingga perbatasan Cianjur.
Anehnya, kata dia, begitu sampai di wilayah Cianjur, jalan di sana kondisinya sudah lebih baik dari wilayah Kabupaten Bandung.
"Ini kan kan wilayah Kabupaten Bandung di sana ada perbatasan Cianjur, jalannya ya kaya gini," ungkapnya.
Gunawan berharap, jalan alternatif tersebut bisa segera diperbaiki agar mempermudah proses masyarakat beraktivitas.
"Ini kan melintasi Desa Sugihmukti dan Desa Tenjolaya, banyak masyarakat yang jatuh dari kendaraan, kalau saya berharapnya pengen segera diaspal, diperbaiki, karena saya yakin masyarakat di sini pengen nyobain jalan yang sudah bagus," terangnya.