GARUT, KOMPAS.com - Siti Fatimah (32), salah satu korban pembunuh berantai Wowon dkk, sempat disebut sebagai korban bunuh diri.
Namun, sedari awal, keluarganya yakin Siti Fatimah tidak mungkin mengakhiri hidup sendiri.
Abdurrahman Laka (49), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, mengaku jadi orang yang pertama menghubungi keluarga Siti Fatimah saat dilaporkan meninggal bunuh diri.
Baca juga: Polisi: Warga yang Kehilangan Keluarga dan Berhubungan dengan Wowon Cs Silakan Melapor
Siti awalnya disebut menceburkan diri ke laut dalam perjalanan kapal laut antara Pelabuhan Lembar, Lombok, ke Pelabuhan Padang Bay di Bali.
"Semua pihak, menganggap korban bunuh diri, tapi keluarga yakin tidak bunuh diri," jelas Laka tersebut saat ditemui di Kompleks Social Centre Pemerintah Kabupaten Garut, Selasa (24/1/2023).
Laka menuturkan, bulan lalu mengantar rombongan keluarga Siti Fatimah yang hendak ke Majalaya, Bandung.
Sepanjang jalan mereka disebut terus saja bercerita tentang Siti yang diyakini dibunuh.
Laka menuturkan, pertama kali mendapat laporan kematian Siti dari petugas TKSK di Bali pada 17 Februari 2021.
Baca juga: Korban Selamat Wowon Cs Sempat Tak Enak Hati Saat Keluarganya Pindah ke Bekasi
Informasi tersebut kemudian disebarnya ke grup-grup media sosial di Kecamatan Pakenjeng karena tidak mengenali Siti.
Dua hari kemudian, ada pihak keluarga Siti yang menghubungi dirinya.
"Mereka bilang tidak mungkin Siti, karena Siti bekerja di Arab Saudi sudah empat tahun lebih," katanya menirukan ucapan keluarga Siti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.