Saat ini Bank Sampah yang ada di kelurahan Situsaeur hanya memiliki nasabah yang terbatas. Seperti ASN, Karang Taruna, PKK, Gober dan lainnya.
Selain melibatkan warga untuk memunguti sampah saat akan membuat sesuatu ke kantor Kelurahan.
Pihaknya juga berinisiasi untuk mengajak stakeholder lain agar ikut serta berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.
"Tapi sekarang merambah juga ada Puskesmas yang Bojongloa Kidul dan Puskesmas Kopo akan bergabung menjadi nasabah bank sampah di kelurahan, kemarin juga kita udah berupaya menghubungi pihak Terminal Leuwi Panjang, karena kan kemarin sempat ada persoalan TPS nya, kita komunikasikan gimana kalau menjadi nasabah bank sampah di kita, cuma permasalahannya produktivitas sampah mereka sehari bisa sampai 30 karung, kita kan penarikannya dua minggu sekali, nah kita terkendala lahan," terangnya.
Baca juga: Bank Sampah Bebep di Gang Situsaeur Timur, Bantu Tangani Persoalan Sampah Kota Bandung
Selain itu ditingkat internal pihaknya akan membangun Bank Sampah ditingkat RT agar pengelolaan lebih optimal.
"Semua RW ada bank sampah, target berikutnya kita akan merambah ke tingkat RT biar apa biar bank sampah ini mendukung dan lain sebagainya," ungkapnya.
Selama 18 bulan, yakni sejak pertama melaunching Bank Sampah atau tepatnya pada Maret 2021 lalu.
9 Unit Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan, dan memanfaatkan sebanyak 53 ton sampah.
Bank sampah di kelurahan ini akan bermuara ke Bank Sampah Bersinar (BSB) yang menjadi bank sampah induk.
BSB merupakan salah satu pemenang challenge Plastic Waste to Value Competition dari Indonesia yang diselenggarakan oleh The Incubation Network
Camat Bojongloa Kidul Yudi Hermawan mengatakan, edukasi program Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur sudah berjalan dengan baik.
"Jadi alhamdulilah ini memang merupakan salah satu program prioritas di ke wilayahan Kang Pisman, kalau secara umum 6 Kelurahan sudah di sosialisasikan, tapi di Kelurahan Situsaeur ini edukasi dan programnya sudah berjalan, bahkan di sini dari 18 bulan yang lalu sampai sekarang sudah bisa menyimpan, menghasilkan dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton," ungkap Yudi.
Yudi menyebut, jika diasumsikan selama 18 bulan Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton, maka setiap bulan sebanyak 2,94 ton sampah berhasil dimanfaatkan.
"Pengurangan sampah selama 18 bulan, ini merupakan langkah yang signifikan, tentunya akan kita tingkatkan lagi agar bisa diikuti oleh RW atau kelurahan yang lain, kalau kita asumsikan bahwa pengurangan sampah 53 ton selama 18 bulan berarti setiap bulan ada pengurangan 2,94 ton di kelurahan Situsaeur ini angka yang signifikan dalam mengurangi sampah," tuturnya.
Baca juga: Soal Gunungan Sampah di TPS Pasar Baleendah, DLH Kabupaten Bandung Hanya Lakukan Operasi Bersih
Melihat program bank sampah di Kelurahan Situsaeur tergolong sukses. Pihaknya meminta setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Bojong Kidul agar mengikuti jejak Kelurahan Situsaeur.
Kelurahan yang lain, kata Yudi tak perlu bepergian ke daerah luar untuk mengadakan studi banding.
"Betul, mudah mudahan temen-temen Kelurahan yang lain bisa mengikuti, bisa melihat atau studi banding tidak perlu jauh, di sini sudah bersinergi antara pengurus, aparat kewilayahan RT, RW dan masyarakat begitu sangat masif untuk melakukan kegiatan tadi, hasilnya bisa dilihat statistik menunjukan itu," tambahnya.
"Intinya bagaimana masyarakat melakukan satu kebutuhan dalam olahan sampah, karena sampah ini menjadi satu persoalan dimanapun kita berada, karena setiap hari setiap orang akan mengeluarkan sampah, jadi bagaimana mengelola, memanage, mengedukasi soal sampah, yang tadinya sampah tidak bermanfaat atau berharga tapi sekarang jadi berkah," sambung dia.
Target ke depan, pihak Kecamatan Bojongloa Kidul berencana meningkatkan setiap fasilitas Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur agar bisa menjadi percontohan bagi tempat yang lain.
"Minimal kami menjadi percontohan dulu di tingkat Kecamatan agar diarahkan temen-temen Lurah juga agar bisa mengikuti kegiatan seperti ini, di wilayah yang lain agar bisa mengikuti juga, pola-polanya, metode-metodenya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.