Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDM Jadi Tantangan Terbesar Pengembangan Pariwisata di Indonesia

Kompas.com - 28/01/2023, 06:33 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Hingga kini, Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi tantangan terbesar bagi pengembangan pariwisata di Indonesia.

President Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Robert A Moningka mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun untuk mengembangkannya, diperlukan SDM yang mumpuni.

"SDM di sini berupa kompetensinya, yakni pengetahuan, keterampilan, dan attitude," ujar Robert di Bandung, Jumat (27/1/2023) malam.

Baca juga: Libur Imlek 2023, Pariwisata di Bandung Selatan Naik 80 Persen

Misalnya sikap ramah. SDM pariwisata yang memiliki sikap ramah, ia akan sabar dan ramah ketika berhadapan dengan berbagai persoalan.

Namun, ketika sikap ramah ini hanya ada di ucapan, namun tidak diperbuatan, maka keramahannya akan dipertanyakan.

President Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Robert A Moningka.Dok ITLA President Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Robert A Moningka.

Robert mengingatkan, pariwisata bukan hanya bicara ekonomi, tapi hospitality atau pelayanan. Jadi, jangan menjadi pariwisata zombi atau pariwisata tanpa hati.

"Misalnya kita datang ke beberapa tukang roti. Dengan bahan dan cara buat yang sama, wisatawan akan merasakan mana roti yang dikerjakan dengan hati dan tidak. Jadi dalam pelayanan harus ada rasa," ungkap dia.

Baca juga: Mulai Bangkit, Buleleng Raup Rp 1,69 Miliar PAD dari Sektor Pariwisata

Pariwisata juga kehidupan sehari-hari. Bagaimana orang Jakarta berkunjung ke Bandung, mereka pasti akan mencari makanan khas daerah yang dikunjunginya.

Begitupun ketika ada petani membajak sawah, lalu ada turis lewat. Turis ini akan berhenti dan melihat sebuah atraksi kehidupan sehari-hari.

Pengalaman ini akan lebih menarik bila SDM Pariwisata memiliki kompetensi yang mumpuni, sehingga wisatawan akan selalu kembali untuk berkunjung.

Ia mencontohkan, Indonesia dulu dikenal sebagai negara paling ramah di dunia. Pasca-1998, julukan itu direbut Thailand.

"Inilah yang harus direbut kembali. Baru tahun lalu ada ada perbaikan, saat pandemi Covid-19," ucap Robert.

Seperti diketahui, Indonesia naik 12 peringkat dari 44 ke 32 dari 117 negara dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) tahun 2021, berdasarkan data yang dikeluarkan World Economy Forum, Mei 2022.

Untuk itu, sambung Robert, ITLA melakukan roadshow ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka melakukan pertemuan pentahelix dalam rangka menjemput bola.

"Kami tidak menunggu, kami menjemput bola. Kami (berbagi) untuk perkembangan pariwisata," ucap dia.

Saat ini, ITLA memiliki 1.700 anggota yang tersebar di Indonesia dan luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com