BANDUNG, KOMPAS.com - Pasca gempa M 4,0 yang mengguncang Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan pada Sabtu (28/1/2023) pukul 01.00 dini hari yang mengakibatkan dua rumah rusak, hingga saat ini belum ada jalur evakuasi untuk mengantisipasi bencana.
Padahal, Desa Margamukti masuk ke dalam sesar Garut Selatan (Garsela), yang kerap terdampak gempa.
Hal ini disampaikan Kepala Desa Margamukti Odang Kusnadi.
Odang berkata, sejauh ini masyarakat hanya diberi edukasi bagaimana menghadapi bencana seperti gempa.
Baca juga: Dampak Gempa M 4,0 Bandung, 2 Rumah Rusak
"Sejauh ini baru diedukasi saja. Bagaimana kalau gempa terjadi seperti berlindung di bawah meja," katanya dihubungi Senin (30/1/2023).
Dia mengakui, tanda jalur evakuasi dan titik kumpul bencana juga belum dibangun di desanya.
"Tidak terpasang jalur, belum kalau sampai sana. Baru pemahaman menghadapi gempa. Belum ada titik kumpul juga," ujarnya.
Kendati begitu, Odang mengatakan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pernah beberapa kali memberikan edukasi terkait kebencanaan.
Berkaitan dengan gempa yang terjadi kemarin Sabtu, Odang mengatakan, tercatat ada tujuh kali gempa susulan. Bencana ini mengingatkannya pada gempa yang terjadi pada 2008 di daerahnya.
"Kemarin gempa tidak hanya sekali. Dalam satu menit beberapa kali. Membuat kaget, BPBD sering edukasi, baik mengenai gempa maupun banjir bandang," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.