BANDUNG, KOMPAS.com - Omzet dagangan Sabar (36) per harinya kian menurun. Pedagang kulit pastel dan sembako itu terpaksa harus menerima keadaan tersebut dengan lapang dada.
Namun, penurunan omzet dagangan Sabar bukan karena harga sedang tinggi atau isu resesi ekonomi.
Usaha Sabar terganggu oleh gunung sampah yang hanya berjarak satu meter di depan kiosnya, tepatnya di Pasar Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Aneh, kalau saya bilang saya enggak keganggu, jelas terganggu," katanya saat ditemui, Kamis (2/1/2023).
Sabar menyebutkan, saat sampah semakin bertambah dan menggunung tepat di depan kiosnya, saat itu pula pelanggan mulai kabur satu per satu.
Padahal, kata dia, penjual kulit pastel di Pasar Cileunyi terbilang jarang.
Pelanggan yang kerap datang ke kiosnya mengaku merasa jijik dan tidak tahan dengan bau yang menyengat. Apalagi, jarak antara gunung sampah dan kios Sabar sangat dekat.
"Jujur saja saya merasa terganggu, pelanggan rada kurang terutama Ibu-ibu, risih sih pada bau," ujar dia.
Baca juga: Terbawa Gelombang Pasang, Sampah Kiriman Menumpuk di Pulau Masalembu Sumenep
Meski gunung sampah itu berada dekat dari kios miliknya, ia mengungkapkan tak ada alasan untuk menutup usahanya.
Ia tidak memedulikan kondisi bau yang menyengat, kiosnya dikerumuni lalat, hingga belatung yang pelan-pelan merayap ke bagian depan kiosnya.
"Tapi, kalau sampahnya udah melewati kios saya juga saya mah tetap buka, paling sih pelanggan atau saya ya lewat pinggir saja jalannya," tambahnya.