BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Barat Yuke Mauliani menjelaskan penyebab salah seorang peserta petani milenial di sektor tanaman hias yang terlilit utang hingga dana hasil panen yang tak dibayar offtaker.
Yuke menjelaskan, para peserta petani milenial budidaya tanaman hias ini dibentuk untuk mengisi peluang ekspor.
Mereka pun telah menyelesaikan masa kontrak program selama setahun.
"Tetapi produk yang akan mereka jual adalah produk yang akan diekspor. Dan negara tujuannya di Eropa. Di perjalanan, kami tidak pernah membayangkan akan terjadi perang. Sedangkan negara yang akan kita lintasi adalah negara terdampak yang akhirnya mengakibatkan terjadinya gagal ekspor," kata Yuke dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023).
Baca juga: Karut-marut Program Petani Milenial Jabar, Wagub Uu: Harusnya Mereka Bersyukur
Akibat gagal ekspor, lanjut Yuke, produk tanaman hias yang sudah dipesan tidak bisa dibayar oleh offtaker.
"Artinya dampaknya pada pembayaran dan pembayaran terhadap produk yang sudah mereka buat. Dampak lainnya jadi tidak bisa membayar kredit ke BJB (Bank Jabar Banten). Itu kronologinya," paparnya.
Yuke pun berjanji Pemprov Jabar tak akan lepas tangan terkait hal ini.
Ia mengaku sudah mendapat instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk segera menuntaskan perkara tersebut.
"Kami dari Pemprov Jabar tak akan lepas tangan. Insya Allah dalam waktu dekat hari Senin akan kita selesaikan pembayaran kredit mereka ke BJB," tuturnya.
"Sekali lagi saya atas nama Pemprov Jabar menyampaikan permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan. Insya Allah akan kami selesaikan segera," jelasnya.
Direktur Utama PT Agro Jabar Nrfais Almubarok mengatakan, sempat mengundang para petani budidaya tanaman hias bersama CV Minaqu Indonesia selaku buyer.
"Dari situlah kami memahami betul konsep dan model bisnis antara petani milenial, bjb, Agro Jabar dan CV Minaqu. Di mana Agro Jabar di dalam perjanjian kerja sama berfungsi sebagai avalis untuk menjamin KUR," paparnya.
Hingga saat ini, kata Nurfais, PT Agro Jabar masih berkomunikasi dengan CV Minaqu Indonesia untuk mencari solusi persoalan tersebut.
"Sampai hari ini saya mengawal terus masalah ini dan dari keseluruhan yang jadi tunggakan petani milenial itu progres sudah kami lakukan. Hanya memang per hari ini belum semuanya selesai jadi secara ofisial kami berkomunikasi dengan Minaqu dan ada komitmen utk menyelesaikan kewajiban kepada kami," kata Nurfais.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.