BANDUNG BARAT, KOMPAS.com -Makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan warga di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat berasal dari nasi boks.
Nasi boks itu dibagikan kepada ratusan jemaah yang hadir pada kegiatan pengajian dalam peringatan Isra Miraj di Masjid As Saniyah pada Sabtu (11/2/2023).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat sudah mengirim sampel nasi boks untuk diuji laboratorium.
Baca juga: Jumlah Warga Keracunan Makanan Pengajian di Bandung Barat Bertambah Jadi 77 Orang
"Nasi boks itu berisi nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang. Sementara kita bawa dulu sampel makanannya untuk diuji lab," ungkap Kepala Saksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes Bandung Barat, Mawaddah saat dihubungi via WA, Senin (13/2/2023).
Mawaddah mengatakan, hasil uji laboratorium baru bisa keluar minimal dalam waktu sepekan ke depan. Dari hasil uji laboratorium itu baru bisa diidentifikasi apa yang menyebabkan keracunan massal jemaah Isra Miraj tersebut.
"Untuk dugaannya kita tidak bisa menduga-duga. Nanti penyebab pastinya menunggu hasil laboratoriumnya keluar dulu. Sekarang lagi kita proses ke laboratorium Provinsi Jawa Barat," ujar Mawaddah.
Sementara itu, Kohar (50) warga yang selamat dari keracunan makanan menyampaikan, nasi boks yang dibagikan merupakan nasi boks yang dimasak oleh warga setempat untuk jemaah pengajian.
Baca juga: Makanan Tak Higienis Berbahan Jamur Diduga Picu Keracunan Massal Resepsi Pernikahan di Bogor
"Dimasaknya mah bareng-bareng oleh warga setempat. Nasi boksnya dibagikan satu-satu setelah pengajian. Nah warga baru merasa mual-mual besok paginya," kata Kohar.
Ia tak menyangka, nasi boks itu membawa petaka bagi puluhan warga yang mendadak mengalami mual-mual, pusing sampai diare.
"Minggu paginya ada warga yang mengeluh mual. Semakin siang semakin banyak. Jadi kemarin langsung dirawat di madrasah," ujar Kohar.
Diberitakan sebelumnya, Jumlah korban keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat hingga Senin (13/2/2023) pagi mencapai 77 orang.
"Total ada 77 orang yang kita tangani dari peristiwa kemarin. Tapi sebagian sudah pulih dan diberi obat," ungkap Kepala Puskesmas Gununghalu, dr Edi Junaedi saat dihubungi, Senin (13/2/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.