Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Siswi SMAN 1 Ciwidey Dirundung gara-gara Unggahan Media Sosial

Kompas.com - 20/02/2023, 16:49 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksana menyebut, perundungan yang dialami siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat bermula dari unggahan di media sosial.

Oliestha mengatakan, awal perundungan terjadi karena korban sempat mengunggah sesuatu yang membuat pelaku merasa tersinggung dengan unggahan tersebut.

"Ya awalnya, karena postingan yang diunggah korban di media sosial yang membuat pelaku merasa tersinggung," katanya saat dihubungi, Senin (20/2/2023).

Baca juga: Terkait Perundungan Siswi SMAN Ciwidey, Kapolresta Bandung Mengedepankan UU Perlindungan Anak

Lantaran postingan tersebut, pada Jumat (10/2/2023) kemarin, pelaku mengajak korban untuk bertemu sepulang sekolah tepatnya pukul 14.00 WIB.

Ia menjelaskan, korban perundungan ada sebanyak 2 orang, sedangkan pelakunya 4 orang.

Awalnya, baik pelaku dan korban sempat terlibat cekcok terlebih dahulu, sebelum akhirnya berakhir pemukulan.

"Sebelumnya sempat ada cekcok antara korban dan pelaku yang berujung tindakan pemukulan, jadi korban ada yang dipukul lengannya, ada juga yang dipukul dadanya oleh keempat pelaku," ujarnya.

Pihaknya, baru mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut pada Kamis (16/2/2023) dari media sosial.

Kemudian, pihak Polsek Ciwidey memediasi kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan itu.

Lantaran sempat viral di media sosial, pihaknya menurunkan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bandung untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

"Namun karena viral kami dari unit PPA Polresta Bandung akhirnya turun tangan dan kami bikin dasar laporan informasi terkait kejadian itu. Kami lakukan pemeriksaan kepada korban, pelaku dan saksi-saksi termasuk guru dan siswa lainnya," terangnya.

Kendati telah menerima informasi dan melakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikannya, namun diakunya penyelesaian perundungan itu mengalami hambatan, lantaran korban menolak untuk dimintai keterangan.

"Hambatannya itu korban menolak untuk dimintai keterangan dan membuat surat pernyataan agar persoalan ini tidak dilanjutkan proses pemeriksaannya," kata Oliestha.

Ia menyampaikan, pihak keluarga korban meminta pelaku dikeluarkan dari SMAN 1 Ciwidey.

Pihaknya menyebut, sangat menghormati dan menunggu tindakan dari sekolah terkait penindakan atas kasus perundungan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jabar Minta Pungli Parkir di Kota Bandung Segera Dibereskan

Pj Gubernur Jabar Minta Pungli Parkir di Kota Bandung Segera Dibereskan

Bandung
Polisi Masih Cari Unsur Pidana Penggelapan Asal Usul di Kasus Bayi Tertukar

Polisi Masih Cari Unsur Pidana Penggelapan Asal Usul di Kasus Bayi Tertukar

Bandung
DLH Jabar Ungkap Asal Sampah yang Menumpuk di Pantai Sukabumi

DLH Jabar Ungkap Asal Sampah yang Menumpuk di Pantai Sukabumi

Bandung
Ganjar Kunjungi Galeri NuArt, I Nyoman Nuarta: Semua Capres Boleh Datang Asal Dukung IKN

Ganjar Kunjungi Galeri NuArt, I Nyoman Nuarta: Semua Capres Boleh Datang Asal Dukung IKN

Bandung
Ganjar Intip Pengerjaan Sayap Garuda IKN di Studio Nyoman Nuarta Bandung

Ganjar Intip Pengerjaan Sayap Garuda IKN di Studio Nyoman Nuarta Bandung

Bandung
SBY: Pak Jokowi Perbaiki Sejumlah Hal di Era Saya yang Belum Baik, Ndak Apa-apa

SBY: Pak Jokowi Perbaiki Sejumlah Hal di Era Saya yang Belum Baik, Ndak Apa-apa

Bandung
Ramai soal Tarif Parkir di Bandung Rp 10.000 untuk Motor, Ini Penjelasan Pemkot

Ramai soal Tarif Parkir di Bandung Rp 10.000 untuk Motor, Ini Penjelasan Pemkot

Bandung
Kekesalan Warga Bandung Barat Belasan Tahun Tuntut Perbaikan Jalan hingga Ancam Golput Pemilu 2024

Kekesalan Warga Bandung Barat Belasan Tahun Tuntut Perbaikan Jalan hingga Ancam Golput Pemilu 2024

Bandung
Sosok Bu Guritno, Lansia yang Tinggal Sendiri Selama 20 Tahun di Rumah Terbengkalai, Dulu Kerja di IPTN

Sosok Bu Guritno, Lansia yang Tinggal Sendiri Selama 20 Tahun di Rumah Terbengkalai, Dulu Kerja di IPTN

Bandung
Lahan Kering di Gunung Manglayang Terbakar, Warga Padamkan Api Pakai Pelepah Pisang

Lahan Kering di Gunung Manglayang Terbakar, Warga Padamkan Api Pakai Pelepah Pisang

Bandung
Unpad: 85 Persen Bahan Baku Produk Kecantikan Masih Impor

Unpad: 85 Persen Bahan Baku Produk Kecantikan Masih Impor

Bandung
5 Wanita di Bandung Dijual 2 Muncikari Prostitusi 'Online'

5 Wanita di Bandung Dijual 2 Muncikari Prostitusi "Online"

Bandung
Jualan Nasi Kuning ala Jusuf Hamka, Nilai Filosofis dan Pengalaman Masa Kecil

Jualan Nasi Kuning ala Jusuf Hamka, Nilai Filosofis dan Pengalaman Masa Kecil

Bandung
Menyusuri 'Jalan Stum' Jalur Bersejarah Era Kolonial Belanda di Garut

Menyusuri "Jalan Stum" Jalur Bersejarah Era Kolonial Belanda di Garut

Bandung
Pantai Cibutun Sukabumi Disebut Terkotor Keempat di Indonesia, Sampah Ganggu Nelayan

Pantai Cibutun Sukabumi Disebut Terkotor Keempat di Indonesia, Sampah Ganggu Nelayan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com