KARAWANG, KOMPAS.com - Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat, Indra Gustari menjelaskan potensi hujan lebat hingga sangat lebat di Karawang pada 24 Februari sampai 2 Maret 2023.
Diketahui, wilayah Karawang, Jawa Barat diguyur hujan sejak Kamis (23/2/2023) malam. Akibatnya beberapa wilayah dilanda banjir. Di antaranya di Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat, dan Kelurahan Tanjungmekar Kecamatan Karawang Barat.
Indra mengatakan, ada potensi hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah di Jawa Barat perlu diwaspadai.
Baca juga: Setelah Hujan Lebat, Muncul Petir Sambar Jaringan Listrik 10 Rumah
"Termasuk di Karawang pada 24 sampai 26 Februari 2023 dan 28 Februari hingga 2 Maret 2023," kata Indra dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (25/3/2023)
Selain itu, berdasarkan platform informasi prakiraan berbasis dampak BMKG, beberapa wilayah di Jawa Barat berada pada kriteria siaga pada 24 sampai 26 Februari 2023. Yakni Kabupaten Sukabumi di wilayah Surande, Jampang Kulon, Cibitung dan Tegal Buleud pada 26 Februari 2023
Hal tersebut berdasarkan monitoring perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan BMKG. Berdasarkan data analisis cuaca terbaru, terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut yang pertama yaitu peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifukan di wilayah Indonesia.
Kedua intensifikasi seruakan dingin Asia di wilayah Indonesia bagian barat yaitu +10.0, adapun normalnya kurang dari +10. SST anomaly berada + 0.5 sampai + 3.0 derajat Celcius. Sehingga dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan dan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat.
Ketiga sirkulasi siklonik terpantau di sebelah barat data Lampung, yang mendukung terbentuknya massa udara atau konvergensi di sepanjang pesisir barat Sumatera dan Pulau Jawa. Hal ini berpengaruh pula terhadap peningkatan curah hujan, kecepatan angin permukaan, dan peningjatan tinggi gelombang di sekitarnya.
Baca juga: Fenomena Penyebab Cuaca Ekstrem Hujan Lebat di Indonesia
Keempat terpantaunya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu gelombang Kelvin di pesisir selatan Jawa serta Rossby Equatorial di Jawa Timur, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.