BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Sampah plastik yang membanjiri aliran sungai Citarum masih menjadi persoalan yang belum usai.
Persoalan sampah plastik di sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat ini menjadi sorotan mata dunia.
Sungai Citarum yang memiliki panjang sekitar 297 kilometer ini sempat dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia pada 2018.
Baca juga: Tanggul Sungai Cilamaya dan Citarum Kritis, Rawan Jebol hingga Sebabkan Banjir
Setiap harinya, sampah rumah tangga dari wilayah Bandung Raya dibuang sembarangan ke aliran sungai kemudian terbawa arus dan bermuara di perairan waduk Saguling.
Maka tak heran lautan sampah plastik menjadi penampakan biasa bagi masyarakat di Kampung Babakan Cianjur, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Gerakan penanganan sampah plastik di Sungai Citarum ini dilakukan oleh Greenation Foundation bersama tiga non-governmental organization (NGO) lainnya, yakni Waste4Change (perusahaan penyedia solusi masalah sampah), Bening Saguling Foundation (yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan lingkungan), dan River Recycle (penyedia teknologi trash boom dan konveyor apung dari Finlandia).
Gerakan kolaborasi dari sejumlah NGO itu sudah berjalan sejak 2021, mereka membuat sebuah pilot project 'Citarum Repair' dengan misi mencegah polusi plastik di lautan.
"Kurang lebih sudah 3 tahun ini kami sudah melakukan sebuah project dan juga sudah menghasilkan achievement. Selama itu kita sudah mengedukasi sekitar 5.500 warga dengan melibatkan mereka dalam proses pengumpulan dan pengelolaan sampah berkelanjutan," ungkap Program Manager dari Greeneration Foundation, Wisya Aulia Prayudi saat ditemui kemarin.
Baca juga: 189 Rumah di Karawang Terendam Banjir hingga 1,5 Meter akibat Sungai Citarum dan Cibeet Meluap
Di badan sungai di area itu, dipasang teknologi trash boom untuk menangkap sampah sungai dan sebuah konveyor apung untuk menangkap berbagai jenis sampah dari permukaan perairan sungai Citarum.
Selama pilot project Citarum Repair berjalan sejak 2021 lalu, gerakan ini setidaknya bisa mengangkat dan mengelola 325 ton sampah plastik di daerah aliran sungai (DAS) Citarum.
"Setiap harinya menggunakan teknologi (trash boom dan konveyor apung) kita bisa menangkap sampah plastik sebanyak 1,2 ton per harinya," kata Wisya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.