GARUT, KOMPAS.com - Langkah Pemerintah Kabupaten Garut mencegah penyebaran penyakit Difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, dengan program vaksinasi massal difteri, tidaklah mudah. Pasalnya, ada pemahaman di masyarakat yang menolak program imunisasi.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, menceritakan bagaimana ia mengajak masyarakat mengikuti program vaksinasi difteri, terutama untuk anak-anaknya. Mereka pada umumnya ternyata takut disuntik.
"Pertama saya datang, anak-anak kabur semua, masuk ke rumah karena tidak mau divaksin," cerita Helmi sambil tersenyum saat ditemui Kamis (2/3/2023) pagi di Pendopo Garut.
Baca juga: Viral, Video Guru di Garut Persilakan Murid Lainnya Ikut Tampar Siswa yang Merokok di Kelas
Helmi mengungkapkan, dirinya baru tahu di desa tersebut ada pemahaman yang salah terkait imunisasi.
Ada informasi yang tidak sampai sehingga pemahaman masyarakat yang sudah diwariskan secara turun temurun tentang vaksinasi salah. Makanya, banyak warga yang menolak vaksinasi.
Untuk itu, ia menemui tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menjelaskan manfaat vaksinasi.
Baca juga: Mayat Perempuan yang Ditemukan di Bogor Ternyata Warga Garut, Diduga Korban Pembunuhan
"Saya sengaja datangi tokoh-tokoh masyarakat, ketemu tokoh agama di pondok pesantren di sana, alhamdulillah setelah dijelaskan langsung, mereka minta divaksin," katanya.
Saat ini, masyarakat Desa Sukahurip sudah mulai memahami pentingnya imunisasi. Bahkan, kebijakan lockdown keluarga bagi mereka yang memiliki anggota keluarga positif difteri diikuti masyarakat.
"Jadi tidak ada lockdown wilayah, kita hanya minta keluarga yang anggota keluarganya ada yang positif difteri untuk lockdown sekeluarga," kata Helmi.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengungkapkan, sampai 28 Februari 2023, ada 1.176 warga Desa Sukahurip yang telah menjalani vaksinasi. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 324 orang.
Leli menuturkan, vaksinasi sendiri ditargetkan bisa menyasar 11.228 warga Desa Sukahurip. Terdiri dari anak-anak 2-59 bulan sebanyak 3.565 orang, usia 5-7 tahun sebanyak 1.245 anak, dan usia 7-15 tahun sebanyak 6.418 anak.
"Jumlah anak usia 2-59 bulan yang telah divaksin sebanyak 376 orang atau 10,5 persen, anak usia 5-7 tahun 142 orang atau 11,4 persen dan anak usia 7-15 tahun 658 orang atau 10,3 persen," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.