BANDUNG, KOMPAS.com- Sebuah bangunan menyerupai Kabah berdiri kokoh di pinggir jalan Kampung Cikawung, Desa Warga Mekar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bangunan tersebut merupakan Masjid Jami Al-Majid yang berdiri di atas tanah wakaf.
Rumah ibadah yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kabah ini menjadi salah satu masjid ikonik di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dari kejauhan, tidak ada satu pun yang nampak berbeda antara Masjid Jami Al-Majid dengan Kabah.
Mulai dari bentuk yang sama-sama berbentuk persegi, berwarna hitam, hingga ornamen-ornamen yang menyertainya.
Baca juga: Isi Ceramah di Masjid Kampus UGM, Mahfud MD Curhat Sulit Sampaikan Aspirasi ke DPR
Cat hitam yang menjadi warna dasar tembok luar Masjid Jami Al-Majid dibuat sehidup mungkin agar menyerupai kain Kiswah (penutup Kabah).
Begitu pula dengan tulisan-tulisan arab berwarna emas yang melingkar di bagian atas Kabah, diukir dengan baik di tembok luar Masjid Jami Al-Majid.
Pintu masuk Kabah pun diukir dan diwarnai dengan warna yang sama yakni emas.
Tidak hanya itu, lubang tempat melihat Hajar Aswad dibuat dan diposisikan sama seperti Hajar Aswad pada Kabah yang asli. Begitu pula, dengan bentuknya dan ukurannya dibuat sama.
Masjid Jami Al-Majid berada tepat di pinggir jalan protokol Kampung Cikawung.
Setiap warga atau masyarakat sekitar yang melintas pasti akan memalingkan wajah untuk melihat masjid tersebut.
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Al-Majid Dahlan mengatakan dulunya masjid tersebut hanya berupa surau atau tajuk yang difungsikan untuk mengaji anak-anak atau masyarakat sekitar.
"Jadi masjid ini enggak langsung bentuknya seperti ini, dulunya tajuk saja, berdiri di atas tanah wakaf milik keluarga Haji Mulya," katanya ditemui di lokasi, Selasa (4/4/2023).
Baca juga: Mahfud MD Imbau Masjid Jangan Digunakan untuk Politik Praktis
Lantaran jumlah jamaah yang berkegiatan di tajuk atau surau itu terus bertambah, akhirnya salah seorang dermawan di lingkungan tersebut membangun surau itu menjadi sebuah masjid, tapi belum menyerupai Kabah seperti saat ini.
"Ada seorang dermawan, yang membangun masjid ini menjadi lebih besar," jelasnya.
Baru pada 2018, kata Dahlan, masjid tersebut direnovasi menyerupai Kabah.
Ia menjelaskan, ide dan gagasan untuk merenovasi masjid Jami Al-Majid menjadi bentuk Kabah datang dari anaknya.
Saat itu, kata dia, terlintas keinginan bagaimana agar Masjid Jami Al-Majid semakin bertambah jemaahnya serta kemakmuran masjidnya terjaga.
Selain itu, penambahan kapasitas pun menjadi prioritas yang dipikirkan saat akan merenovasi Masjid Jami Al-Majid menjadi bentuk Kabah.
"Karena kita enggak punya lokasi lagi, supaya menampung jemaah banyak," ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.